Total 363 Tenaga Medis Indonesia Meninggal karena COVID-19

Ilustrasi Virus Corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kembali mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat virus corona atau COVID-19. Dari Maret hingga pertengahan Desember 2020 ini, terdapat total 363 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi COVID-19, yang terdiri dari 202 dokter, 15 dokter gigi, dan 146 perawat.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar), dan 92 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen, dan 1 dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi), dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).

Baca Juga: Kilas Balik COVID-19 Indonesia dan Dunia, Kapan Akan Berakhir?

Berdasarkan data provinsi, tercatat Jawa Timur 41 dokter, 2 dokter gigi, dan 43 perawat. DKI Jakarta 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat. Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat. Jawa Barat 20 dokter, 4 dokter gigi, dan 19 perawat. Jawa Tengah 21 dokter dan 22 perawat. Sulawesi Selatan 7 dokter dan 3 perawat.

Selain itu, Banten 7 dokter dan 2 perawat. Bali 6 dokter. DI Aceh 6 dokter dan 2 perawat, Kalimantan Timur 5 dokter dan 3 perawat. Riau 5 dokter, DI Yogyakarta 6 dokter dan 2 perawat, Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi,  dan 6 perawat. Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat, Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat.

Sementara Sulawesi Utara 3 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter dan 1 perawat, Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat. Kalimantan Tengah 1 dokter dan 2 perawat, Lampung 1 dokter dan 1 perawat, Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat.

Di Bengkulu 1 dokter, Sulawesi Tenggara 1 dokter dan 2 dokter gigi. Papua Barat 1 dokter, Papua 2 perawat. Nusa Tenggara Timur 1 perawat, Kalimantan Barat 1 perawat, serta DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat.

Dr Adib Khumaidi, SpOT selaku Tim Mitigasi PB IDI, mengatakan, kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita COVID-19, baik yang dirawat maupun yang OTG (Orang Tanpa Gejala). Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan virus ini.

"Kami mengimbau masyarakat dan kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan berkerumunnya massa. Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala," ujarnya lewat rilis yang diterima VIVA, Selasa 15 Desember 2020.

Tim Mitigasi IDI melalui dr Adib berharap, para pemimpin daerah yang terpilih agar lebih memprioritaskan penanganan Pandemi COVID-19 dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan seraya melindungi para tenaga medis dan kesehatan.

"Tim Mitigasi IDI juga mengimbau masyarakat, meski vaksin COVID-19 sudah tersedia, namun untuk perlindungan maksimal, maka setiap orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan karena situasi penularan COVID-19 di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali," lanjut dia.

Adib mengatakan, tingginya lonjakan pasien virus corona serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan, menjadi peringatan untuk kita semua agar tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M).

"Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri, namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak," kata Adib.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Dr Drg Sri Hananto Seno, SpBM(K), MM, turut mengimbau masyarakat agar memerhatikan kebersihan gigi dan mulutnya untuk menghindari penularan COVID-19.

"Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi terutama mengingat penularan utama COVID-19 adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker baik di dalam maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak," kata dia memperingatkan.

Bahaya BPA Ditegaskan Bukan soal Bisnis, Tapi Ancam Kesehatan Konsumen

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah, S.Kp, SH, M.Kep, MH, menjelaskan, berdasarkan data, selain perawat yang bertugas di rumah sakit, para petugas kesehatan (perawat) yang bertugas di Puskesmas merupakan yang gugur terbanyak kedua.

Hal ini menandakan bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

"Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Dinas Kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas, juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah yang memadai, serta perlengkapan fasilitas lainnya untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien COVID-19 yang saat ini banyak terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia," tegas Harif Fadhilah.

Seperti diketahui, saat ini kasus COVID-19 masih tinggi. Patuhi selalu protokol kesehatan dan jangan lupa lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan Pakai Sabun.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun

Ilustrasi dokter/rumah sakit.

IDI Tegaskan Dokter Tak Boleh Jadi Influencer Sampai Promosikan Produk Kesehatan

Dokter-dokter tersebut membuat konten kreatif hingga akhirnya mempromosikan produk kesehatan maupun kecantikan lewat akun pribadinya.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024