Ini Alasan Otak Pria Dipenuhi Soal Seks
- U-Report
VIVA – Secara anatomi, otak pria dan wanita dibentuk dengan ukuran yang berbeda sehingga fungsinya pun tak sama. Hal ini turut berlaku pada pemikiran perihal seks dan cinta yang hadir diantara dua insan.
Pendakwah dr. Aisyah Dahlan menuturkan, penempatan untuk memikirkan seks pada pria dibentuk dengan ukuran besar di tengah otaknya. Hal itu yang membuat pria kerap membutuhkan seks terlebih dahulu untuk bisa memberikan kasih sayang pada istrinya.
"Karena memang pria itu membutuhkan energi dari pasangannya, ibarat handphone, tuh ngecas. Dan kemudian, maaf, pada pria secara fitrah, setelah berhubungan intim baru pria merasakan cinta kasih istrinya. Itu, ingat baik-baik," jelasnya dalam sebuah video singkat di Instagram.
Menurut Aisyah Dahlan, perempuan lebih cenderung menginginkan pemberian cinta dan kasih sayang terlebih dahulu, baru mau berhubungan seksual. Perbedaan pemikiran ini yang kerap memicu pertengkaran pada pasangan suami-istri.
"Sementara perempuan maunya diberikan dulu cinta kasih baru dia mau memberikan (pelayanan seks). Ini kan kebalik kalau enggak paham. Enggak usah laki-laki yang belajar, kita aja bu," kata Aisyah.
"Bahwa memang otaknya di tengah sudah diberikan sistem itu. Jika kita sudah paham, kehidupan rumah tangga kita ini kayak puzzle yang harus dimasukan puzzlenya dan waktu menggabungkan puzzle ini, bisa secara alami. Akan beda kalau kita tahu dan punya ilmu," sambungnya lagi.
Menurut Aisyah Dahlan, ilmu yang ada tak semuanya dipahami oleh tiap perempuan. Padahal, bebrbekal ilmu sederhana itulah, kehidupan rumah tangga menjadi lebih bahagia. Ibarat menyusun puzzle, jika tak memahami konsepnya, akan berakhir dengan kehancuran. Sama pula seperti pernikahan, yang bisa berujung pada perceraian.
"Belum sempet penuh (puzzle) sudah putus asa, terbongkar semua, ujungnya perceraian. Dasarnya adalah bedanya otak pria dan wanita," jelasnya.
Kunci utama yang disarankan oleh beliau agar dipahami oleh tiap perempuan terdapat pada surat Ar-Rum ayat 21. Di situ, tersirat bahwa setiap kehidupan pernikahan akan berakhir bahagia jika mau saling memahami dengan berpikir jernih.
"Pada demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir termasuk apa, kita berpikir, 'ooh otak pria korpus kolostrumnya lebih tipis sehingga lebih cepat konsentrasi yang membuat pendengarannya menurun'," kata Aisyah Dahlan.