41 Orang Positif COVID-19 Usai Pesta Seks, Masih Berani Keluar Rumah?

Kawasan hiburan malam
Sumber :
  • fox

VIVA – Lonjakan kasus COVID-19 mulai terjadi di beberapa negara lantaran masyarakat mulai kembali melakukan kerumunan seperti pesta seks. Salah satunya terbukti dari laporan pihak penyelenggara acara seks berkonsep swingers yang mencatat 41 orang terinfeksi virus corona jenis baru itu.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Setidaknya 41 orang yang menghadiri pesta pertukaran seks (swingers) pada November dinyatakan positif COVID-19, menurut penyelenggara acara. Bob Hannaford, pemilik Naughty Events, menulis dalam sebuah entri blog 27 November bahwa "5 orang dinyatakan positif pada hari Senin kemarin.

Lalu, pada hari Selasa jumlah itu naik menjadi 14, dan pada Rabu kasus positif melonjak menjadi 29 kasus. Diketahui, pesta swingers ini berkonsep dengan sesi bercinta yang saling bergantian pasangan.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Berdasarkan hitungan terakhir kami, kami memiliki 41 tes positif, dari 300 orang (yang ikut)," tuturnya.

Konvensi 'Naughty in N'awlins' biasanya menarik beberapa ribu orang, tetapi karena pandemi, hanya beberapa ratus yang hadir. Salah satu peserta dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius setelah tertular virus.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

“Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan memproduksi acara ini lagi. Padahal sebagian besar dari 41 kasus positif sebagian besar merupakan kasus asimtomatik atau sangat ringan. Alasan saya tidak akan melakukannya adalah karena saya mengenal dua orang yang memiliki waktu lebih sulit dan mereka menderita. Salah satunya, seorang teman baik saya, dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius,” kata Hannaford, dikutip dari laman Fox.

Hannaford mengatakan tindakan luar biasa telah dilakukan untuk check-in dengan pemeriksaan suhu yang diperlukan, jarak sosial sejalan, dan sanitasi. Sayangnya, hal tersebut tak berlaku saat swingers saling melakukan aksi intimnya.

“Kami mengeluarkan gelang dengan satu warna untuk menunjukkan siapa yang memiliki antibodi sehingga tidak menular. Kami mengeluarkan warna kedua dari warna yang menunjukkan tes COVID-19 negatif baru-baru ini," katanya.

"Lebih dari 50 persen peserta kami memiliki antibodi dan banyak sisanya dites tepat sebelum acara. Kami merasa lebih baik dan lebih baik tentang potensi risiko karena acara akan segera dimulai. Kami memerlukan masker di semua tempat umum dan memberi tahu mereka bahwa mereka harus memakainya di lift dan bahkan di pesta kami dan saat berada di kolam renang atap," kata Hannaford.

Awalnya, penyelenggara menjadwalkan ulang acara kami untuk Agustus yakni saat musim panas, dan kemudian, karena ada lonjakan Juli, dipindahkannya sekali lagi ke November. Penyelenggara tak ingin melewatkan tahun ini tanpa adanya pesta swingers.

"Mendekati bulan November, angka-angka di New Orleans terus menurun, turun. Pada pertengahan Oktober, New Orleans menjadi salah satu kota besar teraman di AS. Pembatasan menjadi semakin ringan, lebih banyak restoran dan bar dibuka kembali," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya