Mengungkap Fakta Vaksin COVID-19 dari AstraZeneca
- Freepik/jcomp
VIVA – Produsen farmasi AstraZeneca mengumumkan hasil uji coba terhadap vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan. Dari hasil uji coba itu diketahui, efektivitas calon vaksin tersebut mencapai rata-rata 70 persen dalam mencegah COVID-19.
Data tersebut berdasarkan pada rata-rata dua jadwal pemberian dosis berbeda yang diuji sebagai bagian dari uji coba di Inggris dan Brasil. Vaksin tersebut menunjukkan efektivitas 90 persen dalam satu rejimen dosis, ketika vaksin diberikan kepada 2.741 orang sebagai setengah dosis, diikuti dengan dosis penuh setidaknya sebulan kemudian.
Dan hasil efektivitas sebesar 62 persen dalam rejimen kedua, ketika dua dosis penuh diberikan kepada 8.895 orang setidaknya dengan jarak sebulan.
"Itu rata-rata mencapai efektivitas 70 persen," kata AstraZeneca seperti dikutip dari laman CNN.
Berbeda dengan calon vaksin COVID-19 yang lainnya, AstraZeneca telah menggunakan protokol yang sedikit berbeda untuk mengukur penyakit yang mencakup semua aspek penyakit termasuk kasus ringan yang lebih sulit diprediksi.
Dia mengatakan bahwa hasil uji coba itu "menarik" dan menunjukkan bahwa mereka memiliki "vaksin efektif yang akan menyelamatkan banyak nyawa."
"Tidak ada peserta yang menerima vaksin dirawat di rumah sakit atau dilaporkan menderita kasus virus yang parah," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
Selain itu, keunggulan dari vaksin AstraZeneca dibanding calon vaksin lainnya adalah soal pendistribusiannya. Vaksin AstraZeneca dapat didistribusikan dan diberikan dalam sistem perawatan kesehatan yang ada, karena dapat disimpan, diangkut dan ditangani dalam kondisi pendingin normal yakni dari 2-8 derajat Celcius,selama setidaknya enam bulan, kata perusahaan.
Selain itu, vaksini ini juga akan lebih murah daripada vaksin virus korona saingan dari pembuat Pfizer dan Moderna. Produsen AstraZeneca telah berjanji untuk "memastikan akses yang luas dan adil ke vaksin tanpa keuntungan selama masa pandemi."
Berbicara di CNBC pada hari Senin, Ruud Dobber, presiden AstraZeneca AS dan wakil presiden eksekutif AstraZeneca AS dan wakil presiden eksekutif BioPharm Pharmaceuticals mengatakan pihaknya akan memastikan bahwa vaksin COVID-19 tersedia untuk semua orang di seluruh dunia, terlepas dari kekayaannya, adalah bagian penting dari strategi AstraZeneca.
Perusahaan itu juga mengatakan sedang membuat "kemajuan pesat" di bidang manufaktur, dengan kapasitas hingga 3 miliar dosis vaksin pada tahun 2021 secara bergulir, menunggu persetujuan peraturan.
Pihak AstraZeneca mengatakan akan segera mempersiapkan penyerahan data sesuai peraturan kepada pihak berwenang di seluruh dunia yang memiliki kerangka kerja untuk persetujuan bersyarat atau awal. Mereka juga akan mencari daftar obat penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempercepat vaksin ketersediaan di negara-negara berpenghasilan rendah.
Di sisi lain, Kepala Eksekutif Operasional AstraZeneca Pam Cheng mengatakan 20 juta dosis akan tersedia di Inggris pada akhir tahun, dengan tambahan 70 juta lagi tersedia di sana pada akhir Maret.
Pada hari Jumat, pihak AstraZeneca mengatakan kepada CNN bahwa perusahaan telah mengirimkan empat juta botol kandidat vaksinnya kepada pemerintah Inggris, dan jutaan lagi dosis beku siap dikirim.
Untuk diketahui, AstraZeneca adalah produsen obat ketiga yang mengungkapkan hasil yang menjanjikan dalam perang melawan virus corona bulan ini, dengan Moderna mengumumkan pada awal November bahwa vaksinnya 94,5 persen efektif melawan virus corona, dan Pfizer / BioNTech mengungkapkan bahwa vaksinnya 95 persen efektif.
Uji coba vaksin AstraZeneca Oxford dilakukan di seluruh dunia, termasuk di Inggris, AS, Jepang, Rusia, Afrika Selatan, Kenya, dan beberapa negara Amerika Latin.
Uji coba sempat dihentikan sementara pada bulan September menyusul tinjauan keamanan global setelah seorang sukarelawan di Inggris mengembangkan kondisi neurologis, tetapi dilanjutkan dalam beberapa minggu, setelah pemeriksaan oleh regulator.
Pada 70 persen, rata-rata kemanjuran vaksin AstraZeneca lebih besar dari tingkat kemanjuran yang dimaksudkan oleh Administrasi Makanan dan Obat AS, yaitu setidaknya kemanjuran 50 persen.