Tren Menstruasi Anak Semakin Dini, Edukasi Masih Dianggap Tabu

Kram perut seringkali dialami wanita saat periode menstruasi.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

VIVA – Beberapa penelitian mengungkapkan fakta terbaru mengenai usia menarche (menstruasi pertama kali) yang semakin dini dari zaman ke zaman. Menarche kini dialami oleh anak perempuan yang usianya cenderung lebih muda, jika sebelumnya menarche dialami oleh remaja perempuan berumur 11-14 tahun.

Langkah Tegas Pemerintah dalam Memerangi Judi Online di Indonesia: Bagaimana Kolaborasi Dijalankan?

Pada masa ini, di sebuah penelitian ditemukan bahwa anak perempuan sudah mengalami menstruasi pertama kali di umur 9-11 tahun (Anita, 2018). Salah satu faktor dari semakin dininya usia menarche adalah gaya hidup dan pola makan,

“Perkembangan tren gaya hidup sedentari dan pilihan makanan seperti restoran cepat saji, junk food (makanan tinggi kalori dan lemak namun rendah mikronutrien) juga menjadi faktor yang berhubungan dengan usia menarche yang lebih cepat,” ungkap Ahli Gizi Beta Sindiana, S.Gz pada saat peluncuran virtual website Charm Girls’ Talk pada tanggal 12 November 2020.

Kakak Aman Indonesia, Membangun Kesadaran Anak untuk Melawan Kekerasan Seksual Sejak Dini

“Terdapat korelasi antara frekuensi konsumsi junk food dengan usia menarche. Ditemukan bahwa anak perempuan yang mengonsumsi junk food >2x per minggu, lebih banyak mengalami menarche dini (<12 tahun) dari yang mengonsumsi junk food £2x per minggu. (Anita, 2018)”, ujar Beta.

Beta juga menjelaskan bahwa ternyata menarche dini memiliki dampak negatif pada anak. Menarche dini diteliti memiliki hubungan dengan meningkatnya risiko obesitas abdominal, kanker payudara, resistensi insulin, penyakit kardiovaskular, dan hipertensi (Maditias D.P, 2015).

Haid Tak Kunjung Datang? Ini Makanan yang Dapat Membantu Mempercepatnya!

“Masa pubertas, termasuk menarche di dalamnya memiliki banyak dampak psikis terutama pada anak yang baru pertama kali mengalami. Seperti perubahan fisik yang membingungkan, perubahan hormon, yang menimbulkan banyak pertanyaan bagi anak”, ujar Psikolog Anak Devi Sani, M. Psi yang turut hadir dalam peluncuran virtual Charm Girl’s Talk.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 2019, 65% orang tua Indonesia tidak membicarakan tentang menstruasi ke anak, dan 45% orang tua Indonesia juga menganggap pembicaraan tentang menstruasi penting untuk dilakukan ke anak.

Padahal, menstruasi memberikan beberapa perubahan dan dampak pada anak. “Secara psikis, anak yang mengalami menstruasi pertama kali menjadi bingung harus bertanya ke siapa karena malu, dan cenderung tidak ingin membicarakannya pada siapapun, padahal, banyak hal-hal penting yang perlu diketahui oleh anak yang berkaitan dengan menstruasi,” tambah Devi.

Talkshow ‘#NoStigma Edukasi HIV dan AIDS, Biar Makin Paham’

Upaya Hapus Stigma HIV dan AIDS, Bersama Gaungkan Campaign #ForABetterWorld #NoStigma

Stigma dan disinformasi yang menyebar tentang ODHIV masih menghambat mereka mencari informasi dan perawatan medis, yang berdampak pada kesehatan serta penyebaran virus.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024