Islam Akui COVID-19 Itu Ada, MUI: Itu Takdir Allah SWT

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/Harryarts

VIVA – Banyak orang yang tidak memercayai bahwa virus corona atau COVID-19 itu ada. Berawal dari ketidakpercayaan itulah yang membuat orang-orang akhirnya abai dengan protokol kesehatan. 

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Padahal menurut perspektif agama Islam, Ketua Komisi Perempuan-Remaja dan Keluarga (PRK) MUI, Dr. Hj. Azizah, M.A, mengakui bahwa virus corona itu benar-benar nyata. 

"Kalau kita melihat kenyataan yang terjadi betapa banyaknya korban dari virus ini, kita bisa memastikan virus itu ada," ujarnya saat virtual talkshow di Youtube BNPB Indonesia, dikutip VIVA, Sabtu 7 November 2020. 

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Lebih lanjut, Azizah mengutarakan karena virus itu ada, maka agama memberi arahan untuk menghindari virus. Oleh karena itu, kita harus mengikuti aturan yang diajarkan oleh agama maupun yang dianjurkan oleh pemerintah untuk mengikuti protokol kesehatan.

"Paling tidak intinya, karena dalam kenyataannya ada yang tertular dan tentu ada penularnya. Nah, untuk itulah kita menghindari wabah itu," lanjut dia. 

Kedekatan Trump dan Putin Bocor, Sering Teleponan hingga Kirim Alat Tes COVID-19

Sedangkan pandangan Islam terkait pandemi COVID-19, Azizah melihatnya dari tiga sisi. Yang pertama bahwa Allah SWT yang telah menciptakan virus tersebut. 

"Kalau kita percaya dengan Qada dan Qadar Allah, bahwa Allah menciptakan segala apa saja yang ada di muka bumi ini tidak terlepas dari kuasa-Nya. Itu yang pertama bahwa kita bicara virus itu adalah takdir Allah," kata dia. 

Kemudian yang kedua, virus ini sunatullah. Artinya fenomena dan gejala-gejala hukum alam, berlaku di alam semesta ini. Azizah menjelaskan, virus memang ada dan sudah terjadi sejak dahulu kala. 

"Yang ketiga bahwa Allah memberi virus ini ikhtiar, yaitu ada pilihan dan usaha untuk dia memakai akalnya apakah virus ini sesuatu yang baik atau buruk. Nah kenyataannya, akibat dari virus ini lebih banyak mudharatnya," tuturnya. 

Selain itu, di dalam agama Islam ada konsep maslahah. Dalam konsep ini, dilihat apakah seseorang mau menjaga agama dan menjaga dirinya. 

"Jadi, ada lima hal penting yang harus dijaga manusia, menjaga agamanya, menjaga dirinya, akalnya, keturunannya, dan menjaga hartanya. Dan dalam hal COVID-19 ini terkait pada lima hal ini sebenarnya. Tetapi fokus utamanya menjaga jiwa atau dirinya," tambahnya. 

"Nah untuk itulah di dalam agama dikatakan, jangan membahayakan diri sendiri dan jangan juga membahayakan orang lain. Maka kita wajib menghindari virus ini dengan cara mengikuti protokol kesehatan," tutup Azizah. 

Seperti diketahui, saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta  Mencuci Tangan Pakai Sabun,

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu

 

Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024