Sebabkan Kematian Banyak Balita, Kenali Bahaya Pneumonia
- Pixabay
VIVA – Indonesia ada di peringkat 7 dunia sebagai negara dengan beban pneumonia tertinggi menurut data WHO pada tahun 2017, di mana terdapat 25.481 kematian balita karena infeksi pernapasan akut atau 17 persen dari seluruh kematian balita. Pneumonia adalah penyebab kematian balita kedua di Indonesia setelah persalinan preterm dengan prevalensi 15,5 persen.
Pada tahun 2019, terdapat 467.383 kasus pneumonia pada balita. Kenapa pneumonia begitu berbahaya bagi anak? Dalam virtual conference Save The Children, Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr.dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) mengatakan, pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru-paru yang membuat paru-paru dipenuhi dengan cairan dan sel radang.
Baca juga: Kenali Beda Pneumonia dengan Virus Corona
"Pneumonia adalah radang paru akut, suatu peradangan yang akut yang paling banyak disebabkan oleh infeksi," jelas dia, Kamis 5 November 2020.
Nastiti menjelaskan bahwa pneumonia bisa berbahaya karena jaringan paru yang terkena peradangan merupakan bagian terpenting dalam tubuh. Sebab, paru punya fungsi yang penting sebagai pertukaran oksigen.
"Jaringan paru berfungsi untuk pertukaran oksigen. Jika jaringan tersebut terisi sel radang maka pertukaran oksigen akan terganggu, kalau tidak ditangani dengan baik bisa berujung kematian," jelas dia.
Nastiti juga menjelaskan, peradangan akut yang dimaksud adalah peradangan yang terjadi dalam waktu singkat dan mendadak.
"Perjalanan waktu selesainya kurang dari dua minggu, ini yang bisa sebabkan angka kematian tinggi jika tidak ditangani dengan cepat," kata dia.
Menurut Nastiti, ada beberapa tanda yang perlu dicermati orang tua mengenai pneumonia.
1. Batuk dan Demam yang Berkelanjutan
Gejala awal pneumonia adalah gejala yang menyerupai selesma (common cold) seperti batuk, pilek dan demam yang disertai lemas dan lesu yang berkepanjangan. Gejala pneumonia biasanya bertahan relatif lebih lama daripada gejala pilek dan batuk karena selesma.
Baca juga: Cegah Pneumonia, Anak Wajib Vaksinasi Sejak Dini
2. Kesulitan Bernapas
Anak-anak yang mengidap pneumonia sering mengalami kesulitan bernapas yang ditandai dengan frekuensi napas lebih cepat, napas cuping hidung, tarikan dinding dada dan perut, serta bibir dan kuku yang membiru akibat kekurangan oksigen dalam darah. Kesulitan bernapas pada bayi lebih mudah diketahui ketika beraktivitas atau makan. Bayi yang mengalami kesulitan bernapas akan memprioritaskan mekanisme tubuhnya untuk bernapas sehingga ia akan makan lebih sedikit, gelisah, rewel, atau terlihat tidak nyaman.