Proses Perjalanan Vaksin Hingga Bisa Digunakan Manusia

Ilustrasi Vaksin.
Sumber :
  • Dokumentasi Kominfo.

VIVA – Semenjak merebaknya virus COVID-19, semua orang tertuju pada vaksin. Sejumlah lembaga pun berlomba-lomba mengembangkan vaksin, alasannya vaksin dapat mencegah seseorang terhindar dari sebuah penyakit. 

Angka Pneumonia Anak Masih Tinggi, Inilah Jadwal Imunisasi Terbaru dari IDAI untuk Vaksin PCV

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Vaksinolog dan Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe dalam Dialog Produktif Vaksin: Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan Aman yang disiarkan secara streaming di YouTube Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

"Jadi memang vaksin salah satu upaya pencegahan infeksi yang paling efektif.  Karena sifat perlindungannya yang spesifik. Misalnya vaksin Hepatitis B, itu akan secara spesifik melindungi kita dari Hepatitis B. Ini keunggulan yang tidak dimiliki oleh alat-alat pencegahan lainnya," kata dia, Selasa 3 November 2020. 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Baca Juga: Hasil Tes COVID-19 Negatif, Amankah Bertemu Orang?

Namun untuk mendapatkan vaksin sendiri butuh proses yang panjang. Mulai dari tahap penelitian dasar, uji klinis pada hewan, hingga uji klinis pada manusia. 

Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun, Erick Thohir Dorong Produksi

"Awal tentukan mau buat vaksin apa, dari titik nol lalu buat formulasi yang tepat. Setelah itu uji coba dulu ke hewan untuk membuktikan keamanan dan efektivitas. Jika terbukti, selanjutnya uji coba pada manusia yang disebut uji klinis. Ini ada 3 tahap yang total melibatkan puluhan ribu orang," jelas Dirga. 

Dia menjelaskan, dalam proses uji klinis ini tujuan utama harus memastikan safety atau keamanan. Setelah melalui tiga tahap dan bila dinyatakan aman dan efektif vaksin akan dapat izin edar. Setelah mendapatkan izin edar dan mulai digunakan secara luas, vaksin  tetap akan masih dimonitoring atau disebut fase empat. 

Pada fase empat ini merupakan pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan. Fase ini bertujuan menentukan pola penggunaan obat di masyarakat serta pola efektivitas dan keamanannya pada penggunaan yang sebenarnya.

Baca Juga: COVID-19 Belum Reda, Jangan Pernah Remehkan Menjaga Jarak

Terkait jaminan vaksin yang diterima masyarakat itu aman. Dirga menjelaskan bahwa suatu vaksin yang digunakan secara luas oleh masyarakat berati sudah mendapat izin edar. Kalau suatu vaksin sudah mendapatkan izin dari badan POM artinya sudah melalui serangkaian tahapan yang panjang, mulai dari uji preklinis hingga uji klinis sebanyak tiga tahap yang dilakukan pada manusia.

"Uji klinis ini ada tiga tahap yang total melibatkan puluhan ribu orang. Dari situ kita bisa memastikan bahwa suatu vaksin itu aman dan efektif. Kalau vaksinnya sudah edar sudah pasti aman dan efektif," jelas dia. 

Dirga juga memberikan contoh kesuksesan vaksin dalam menangani masalah penyakit infeksi. Seperti pada tahun 1900-an dimana program vaksinasi smallpox. 

"Salah satu contoh keberhasilan program vaksinasi yang paling fenomenal adalah musnahnya satu penyakit yang disebut smallpox sejak 1900-an. Penyakit ini sudah musnah. Padahal dulu 1 dari 3 orang yang kena meninggal," jelas dia.
 
Di sisi lain, untuk saat ini dunia juga sedang berupaya untuk mengeliminasi atau menghilangkan penyakit campak dan polio. 

"Dan kita bisa saksikan sudah beberapa tahun terakhir Indonesia dinyatakan bebas polio, ini bukti nyata imunisasi yang mencakup tinggi," kata dia.

Seperti diketahui, saat ini jumlah kasus COVID-19 masih tinggi. Untuk itu tetap patuhi protokol kesehatan dan jangan lupakan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Menjauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#satgascovid19
#jagajarak
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#ingatpesanibu

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya