Mobilitas Penduduk Tinggi, Awas Penyebaran COVID-19 saat Libur Panjang

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Di saat libur panjang, yang menjadi kekhawatiran adalah meningkatnya penyebaran COVID-19. Hal itu terbukti saat libur Lebaran dan libur Hari Kemerdekaan kemarin yang berdampak pada kenaikan kasus positif COVID-19 tingkat nasional.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dr. Dewi Nur Aisyah menyampaikan, salah satu yang dikhawatirkan saat libur panjang adalah mobilitas penduduk yang bertambah.

Baca Juga: Penyintas COVID-19: Diisolasi di Wisma Atlet Ternyata Tak Seseram Itu

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

"Sebenarnya itu mobilitas penduduk bertambah. Yang kita khawatirkan ada potensi kerumunan dan ketika di kerumunan ada yang tidak patuh dengan 3M. Maka akan terjadi peningkatan penularan," ucap dr Dewi  dalam talkshow 'COVID-19 Dalam Angka: Antisipasi Penyebaran COVID-19 Saat Liburan' di Graha BNPB, Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2020.

Dr Dewi sempat menunjukkan sebuah data yang menunjukkan mobilitas penduduk di Pulau Jawa yang semakin tinggi saat PSBB Transisi diberlakukan di Jakarta.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

"Pulau Jawa mobilitasnya bisa kita lihat lebih renggang di atas. Kemudian pada saat terjadi PSBB Transisi semakin banyak lagi pergerakannya. Artinya, mobilitas penduduk memang terjadi dengan sangat tinggi di Pulau Jawa yang kita lihat periodenya sampai 6 September 2020," ucapnya.

Jadi memang di sini kita garis bawahi adalah mobilitas penduduk jangan sampai menjadi berkerumun. Sudah begitu tidak menggunakan 3M, akhirnya terjadi penularan di sana," katanya menambahkan.

Jika dilihat dari data mobilitas penduduk di luar negeri, di mana kasus COVID-19 pertama kali muncul di Wuhan, mobilitas penduduk yang terjadi di kota itu sangat tinggi.

"Ada studi yang sudah dilakukan di China, di mana dari hasil penelitian itu disampaikan bahwa ternyata pertama kali ditemukan COVID-19 kan di Wuhan. Mobilitas penduduk keluar dari Kota Wuhan ini sangat tinggi sekali," katanya.

Hal ini dapat diartikan, saat ada orang yang bepergian ke luar daerah atau berpindah-pindah tempat, maka potensi penularannya juga akan tinggi.

"Kesimpulannya, ketika di daerah kita banyak sekali orang pergi berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, bisa jadi akan terjadi potensi penularan dari tempat yang satu ke tempat-tempat yang lainnya juga," pungkasnya.

Perlu diingat, saat ini jumlah kasus COVID-19 masih tinggi. Untuk itu tetap patuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai masker, Menjaga jarak dan menjauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#pakaimasker
#satgascovid19
#jagajarak
#ingatpesanibu
#cucitanganpakaisabun

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya