Cegah Diabetes Sejak Dini, Makanan Populer Ini Wajib Dihindari

Ilustrasi memasak daging/daging merah.
Sumber :
  • Pixabay/agamaszota

VIVA – Diabetes tipe 2 merupakan salah satu dari penyakit tidak menular yang menjadi permasalahan oleh banyak orang, termasuk generasi muda di Indonesia. Meski begitu, penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan menghindari makanan tertentu, khususnya daging merah olahan.

Trik Anak Muda Nikmati Kuliner Hits Sambil Tetap Hemat, Mau Coba?

Diabetes tipe 2 adalah kondisi serius di mana insulin yang dibuat pankreas Anda tidak dapat bekerja dengan baik, atau pankreas Anda tidak dapat membuat cukup insulin.

Tanpa insulin untuk mengaturnya, kadar gula darah Anda terus meningkat. Kadar gula darah yang tinggi, jika tidak ditangani, dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti penyakit jantung.

Resep Sempol Ayam Khas Malang yang Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah

Diabetes sendiri dapat dicegah dan dihindari sejak dini. Tetapi, bagi kebanyakan orang yang sudah mengidapnya, kondisinya seumur hidup sehingga membutuhkan perawatan yang konstan.

Baca juga: Ini yang Terjadi Jika Makan Daging Merah Berlebihan

Duh, Konsumsi Protein Masyarakat Indonesia Jauh di Bawah Negara ASEAN

Oleh karena itu, sangat penting  mengambil langkah pencegahan untuk menghindari risiko berkembangnya kondisi tersebut.

Tindakan pencegahan yang penting adalah membatasi asupan makanan tertentu sambil meningkatkan asupan makanan lain. Menurut Dr Deborah Lee dari Dr Fox Online Pharmacy, Anda harus berhati-hati saat makan daging merah.

"Makan tiga ons daging merah per hari, yang seukuran sekotak kartu, meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 20 persen," ujar Dr Lee, dikutip dari Express UK.

Dia menjelaskan, mereka yang makan daging dengan porsi lebih kecil setiap hari, seperti dua irisan bacon atau satu sosis hot dog, juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 51 persen. Menurut Dr Fox ada beberapa alasan yang memicu efek berbahaya daging merah.

Tercatat bahwa hem atau zat besi yang ditemukan dalam daging merah. Kandungan itumenghasilkan produksi spesies oksigen reaktif (ROS), sehingga meningkatkan stres oksidatif, dan menyebabkan kerusakan jaringan.

"Ini termasuk kerusakan pada sel beta pankreas-sel yang memproduksi insulin," kata Dr. Fox.

Daging merah juga mengandung natrium dan nitrit yang tinggi. "Nitrat sering digunakan sebagai pengawet dalam daging. Selama pemasakan, nitrit mengalami reaksi kimia menjadi nitrosamin," jelas Dr. Fox.

Ini juga menghasilkan efek toksik pada sel beta pankreas sebab nitrit juga telah terbukti mengganggu respons insulin. Terlebih lagi, daging merah dapat menghasilkan produk glikasi akhir. 

"Ini adalah molekul protein atau lemak, yang sebagai hasil dari pemasakan, berakhir dengan molekul gula yang menempel di permukaan," jelas Dr. Fox.

Makanan olahan, seperti daging merah, dimasak dalam waktu lama dan pada suhu tinggi, menghasilkan produk glikasi paling akhir. Produk glikasi akhir tingkat tinggi terkait dengan peningkatan peradangan sistemik, dan kerusakan jaringan.

Di sisi lain, membuat pilihan yang sehat dipandang dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 dalam penelitian tersebut.

"Bagi mereka yang mengganti dengan asupan segenggam kacang-kacangan, produk susu rendah lemak, dan satu porsi biji-bijian per hari sebagai ganti dari satu porsi daging merah, menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 16-36 persen," lapor Dr Fox.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya