Pengidap Penyakit Jantung Rentan Komplikasi Saat Pandemi
- U-Report
VIVA – Minimnya akses pelayanan kesehatan untuk penyakit kronis serta penerapan pembatasan sosial berskala besar saat pandemi COVID-19, rentan berdampak pada komplikasi penyakit. Salah satunya terhadap penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung, yang menjadi penyebab kematian utama di kelompok penyakit tidak menular (PTM).
Dituturkan dokter spesialis jantung, Dr. dr. Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA., meskipun tersedia banyak pengobatan yang efektif, PTM seperti penyakit kardiovaskular terus menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19 yang telah mengganggu upaya pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Baca juga: 3 Kiat Jantung Sehat di Tengah Pandemi Corona
"Perlu ada upaya untuk terus melanjutkan penyediaan layanan kesehatan esensial dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan PTM, khususnya penyakit kardiovaskular," papar dokter sekaligus Dewan Penasihat & Dewan Etik Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dalam acara virtual Pfizer, beberapa waktu lalu.
Anwar yang juga salah satu penulis dalam jurnal Risk Management and Healthcare Policy mengatakan, studinya merekomendasikan penerapan metode skrining dan pengintegrasian pelayanan kesehatan secara komprehensif dalam mencegah PTM. Selain itu, keterlibatan pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar juga berperan penting dalam mencapai kesinambungan dan keberhasilan perawatan PTM.
Diketahui, sistem kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan berupa peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi orang-orang dengan PTM dan diperparah dengan adanya COVID-19. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif karena akses yang terbatas, seperti tertundanya diagnosis yang berakibat pada peningkatan stadium penyakit; terganggunya proses terapi (pengobatan, rehabilitasi, perawatan paliatif); dan peningkatan faktor-faktor risiko perilaku seperti fisik kurang aktif.
“Seiring dengan terjadinya pandemi COVID-19, layanan kesehatan pun ikut terdampak hingga menjadikan PTM, terutama penyakit kardiovaskular, sebagai salah satu ancaman kesehatan terbesar bagi masyarakat dalam jangka panjang. Kondisi tersebut diperburuk dengan terbatasnya ruang gerak masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan," ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Dr. dr. Lia G. Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS., di kesempatan yang sama.
Namun, berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia telah melakukan ragam upaya untuk menjaga kontinuitas pelayanannya, terutama bagi pasien PTM. Salah satu upaya untuk memastikan layanan pasien PTM terus berlanjut di tengah pandemi adalah dengan memanfaatkan teknologi telehealth yang memungkinkan konsultasi jarak jauh antara pasien dan dokter secara daring.
Baca juga: Alami Nyeri Dada, Angin Duduk atau Serangan Jantung?
Seperti telemedicine dari NCD Academy, web interaktif yang mudah diakses para dokter umum, internis, hingga perawat untuk melakukan pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM dengan lebih baik.
"Kehadiran NCD Academy diharapkan dapat membuka akses bagi para tenaga kesehatan profesional untuk memperbaharui dan meningkatkan kemampuannya dalam menangani pasien PTM pada seluruh level layanan kesehatan di Indonesia," kata Wakil Sekretaris Jenderal II PERKI, dr. Ade Meidian Ambari, SpJP, FIHA.