Gak Makan Nasi, Bukannya Kurus Malah Picu Kematian
- Freepik/freepik
VIVA – Diet dianggap menjadi cara ampuh menurunkan berat badan berlebih dan menjaganya tetap ideal. Salah satu alternatifnya dengan tidak mengonsumsi nasi yang cenderung dinilai memicu kegemukan.
Niat ingin tubuh ramping bisa menjadi bencana saat sumber gizi karbohidrat hanya sedikit dikonsumsi atau bahkan tidak sama sekali. Hal tersebut disebabkan lantaran karbohidrat perlu tetap dikonsumsi sebagai sumber energi. Maka, asupan yang seimbang perlu dijalani.
Baca Juga: Ingin Turunkan Berat Badan? 5 Pengganti Nasi Ini Bisa Jadi Pilihan
"Menurut penelitian, orang yang melakukan diet rendah karbohidrat hingga 80 persen, berisiko kematian lebih tinggi. Sementara, pada diet karbohodrat moderate atau sekitar 50 persen, risiko kematian paling rendah," ujar Dokter spesialis gizi klinik, dr. Juwalita Surapsari SpGK, dalam acara virtual bersama RS Pondok Indah, Rabu, 14 Oktober 2020.
Masih di penelitian yang sama, pada orang dengan konsumsi karbohidrat di atas 80 persen, angka kematian bisa meningkat lagi. Sehingga, dokter Juwalita menyarankan bahwa pemilihan diet perlu tetap menjaga keseimbangan porsi karbohidrat, protein, lemak, serta sayur dan buah. Jika ingin tetap menjaga berat badan, bisa memilih jenis karbohidrat lain seperti jagung atau kentang.
"Makan tetap 3 kali sehari. Nasi boleh diganti jagung atau kentang pakai kulit agar serat tinggi. Vitamin dan mineral lebih banyak juga. Jumlahnya, kalau nasi 6 sendok per porsi, kentang ukuran sedang 2, atau jagung 100 gram," paparnya.
Untuk sumber protein hewani, pilih yang rendah lemak seperti ikan atau ayam tanpa kulit. Kombinasikan dengan protein nabati seperti tahu dan tempe serta kacang-kacangan.
Disarankan untuk asupan lemak bisa diminimalisir. Misal, mengolah sayur tanpa minyak berlebih dengan menumis memakai air, atau merebus sayur menjadi lalapan serta sop bening.
"Untuk camilan, fokus aja di buah. Jika memakai konsep tersebut, sehari total 1.500 kalori," jelasnya.