Virus Corona Bertahan 28 Hari di Uang Kertas dan Layar Ponsel

Uang kertas pecahan rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Para peneliti di Australia terus menggalakkan pentingnya mencuci tangan sesuai prosedur kesehatan. Hal ini menyusul adanya temuan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab virus corona dapat bertahan hidup di uang kertas, kaca dan baja tahan karat selama 28 hari, atau jauh lebih lama daripada virus flu.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti dari lembaga sains nasional Australia, CSIRO, menemukan bahwa pada suhu 20 derajat Celcius virus SARS-COV-2 tetap menular selama 28 hari pada permukaan yang halus seperti uang kertas dan kaca yang ditemukan pada layar ponsel.

Sebagai perbandingan, virus Influenza A yang ditemukan dapat bertahan di permukaan selama 17 hari. Penelitian CSIRO melibatkan pengeringan virus dalam lendir buatan pada berbagai permukaan dengan konsentrasi yang mirip dengan sampel dari pasien COVID-19 dan kemudian mengekstraksi virus setelah sebulan.

Baca juga: Mengenal 3 Vaksin COVID-19 yang Akan Hadir di Indonesia pada November

Eksperimen itu dilakukan di lingkungan laboratorium terkontrol pada suhu 20, 30 dan 40 derajat C. Dari penelitian itu, menunjukkan bahwa waktu bertahan hidup virus menurun seiring dengan peningkatan suhu.

“Menentukan berapa lama virus benar-benar bertahan di permukaan memungkinkan kami untuk memprediksi dan mengurangi penyebarannya secara lebih akurat dan melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk melindungi orang-orang kami,” kata Kepala Eksekutif CSIRO Larry Marshall dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari laman Asiaone.

Dijelaskan, protein dan lemak dalam cairan tubuh juga dapat meningkatkan waktu kelangsungan hidup virus secara tajam.

“Penelitian ini juga dapat membantu menjelaskan persistensi yang nyata dan penyebaran SARS-CoV-2 di lingkungan sejuk dengan kontaminasi lipid atau protein tinggi, seperti fasilitas pemrosesan daging, dan bagaimana kita dapat mengatasi risiko itu dengan lebih baik,” kata direktur  dari Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia CSIRO, Trevor Drew. 

Belum Lenyap, Kasus COVID-19 di Indonesia Didominasi Varian EG.2 dan EG.3

Baca juga: Konsumsi Tiga Minuman Ini Sebelum Tidur Bisa Turunkan Berat Badan

Untuk diketahui, Australia bernasib jauh lebih baik daripada kebanyakan negara kaya lainnya dalam memerangi COVID-19. Tercatat total sekitar 27.000 infeksi corona dan 898 kematian dalam populasi 25 juta di sana. 

WHO Nyatakan COVID-19 Bukan Lagi Darurat Kesehatan Global

Episentrum gelombang kedua infeksi khususnya du negara bagian Victoria, tercatat ada 15 kasus baru pada hari Senin. Angka ini jauh di bawah target kurang dari lima yang telah ditetapkan pemerintah untuk pelonggaran lockdown  di ibu kota negara bagian Melbourne.

Sedangkan New South Wales, negara bagian terpadat di Australia, melaporkan enam kasus baru pada hari Senin. Dari angka itu diketahui, lima di antaranya adalah wisatawan yang dipulangkan dari karantina.

Ilmuwan China Ungkap Kemungkinan COVID-19 Berasal dari Manusia

Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun,

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu

Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024