Temukan 7 Gejala Kanker Anak, Ahli Sarankan Perawatan Paliatif

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • freepik/lifeforstock

VIVA – Bagi anak yang menderita penyakit kanker stadium akhir, di mana penyakit sudah tidak bereaksi terhadap pengobatan kuratif atau sudah tidak dapat disembuhkan secara medis, dokter menyarankan untuk melakukan perawatan atau pelayanan paliatif.

Dokter spesialis kanker anak, Dr. Anky Tri Rini Kusumaning Edhy, SpA(K), menjelaskan status paliatif artinya sudah berada di tahap akhir, setelah kanker sudah melalui perjalanan panjang sejak didiagnosis.

Baca Juga: 5 Fakta Kanker pada Anak, Salah Satunya Masih Bisa Disembuhkan

"Pelayanan paliatif meliputi pelayanan menyeluruh baik fisik maupun emosional, yang tujuannya meningkatkan kualitas hidup pasien menjelang akhir kehidupan," ujarnya saat Serial Webinar 8 Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) bertema Paliatif Pada Pasien Kanker Anak, Sabtu 10 Oktober 2020.

Lebih lanjut dokter Anky menjelaskan, saat ini paliatif sudah dikenalkan sejak awal, bahkan sejak didiagnosis atau saat terapi agresif dilakukan. Layanan paliatif sendiri terdiri dari terapi fisik, psikologi, spiritual dan sosial.

"Selain mengobati gejalanya, pasien juga akan mendapatkan dukungan emosi, psikologis dan hubungan efektif dengan keluarga. Komunikasi dengan keluarga pasien kanker anak, juga dilakukan di awal masa atau tahap berduka," lanjut dia.

Namun kendalanya, kebanyakan orangtua belum bisa menerima kalau anaknya sudah harus menjalani perawatan paliatif, dengan terus mengupayakan pengobatan maksimal. Akhirnya, anak dirawat di ICU tanpa perbaikan bermakna.

"Umumnya saat diagnosis terjadi penolakan dan penyangkalan, marah, bahkan depresi. Tiap keluarga akan mengalami tahap ini, namun masing-masing keluarga berbeda menyikapinya," kata dia.

Sesuai Arahan Megawati, PDIP Dorong Riset dan Aplikasi Tanaman Herbal untuk Pengobatan Kanker

Anky menyarankan, seharusnya harapan dan keinginan anak penderita kanker, dipenuhi di akhir hidupnya untuk memberikan kebahagian baik pada orangtua maupun anak di akhir hidupnya.

Menurut Anky, ada beberapa gejala akhir kehidupan, yang bisa dijadikan patokan, di mana pasien kanker anak sudah disarankan untuk menjalani perawatan paliatif, berikut di antaranya.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

"Gejalanya kesadaran menurun, frekuensi tidur meningkat, disorientasi waktu dan lokasi, nafsu makan menurun, buang air kecil terganggu, pola napas tidak teratur, serta kulit dingin, pucat dan timbul bercak-bercak kemerahan," tuturnya.

Saat berada di tahap ini, Anky meminta orangtua untuk mempertimbangkan apakah anak perlu dibawa ke rumah sakit atau tidak. Lalu, apa saja yang menjadi dasar keputusan apakah anak masih perlu dirawat di rumah sakit atau tidak?

Penting! Ini Cara Sederhana Deteksi Dini Kanker Payudara

"Ada lima pertanyaan, masalah teratasi atau tidak, perbaikan kondisi ada atau tidak, merupakan keinginan anak atau bukan, keinginan keluarga atau bukan, dan yang terakhir tujuan rawat saat ini apa," kata dia.

"Jika ada satu jawaban tidak, tidak perlu ke RS. Sebaiknya anak tetap di rumah. Tempat yang tepat anak kanker meninggal adalah di rumah bersama keluarga. Peluklah anak dengan kasih sayang di akhir hidupnya," tutup Dr. Anky Tri Rini.

Menkes Budi

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dengan kombinasi teknologi mutakhir, dukungan pemerintah, dan kolaborasi lintas sektor, masa depan pengobatan kanker di Indonesia semakin menjanjikan, memberikan harapan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024