Ahli Prediksi COVID-19 Benar-benar Hilang di Indonesia Akhir 2022
- ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
VIVA – Masyarakat  terus mempertanyakan kapan pandemi virus corona akan berakhir di Tanah Air. Beberapa waktu lalu, sejumlah ahli sempat memprediksi bahwa kasus virus corona akan berakhir di Juli 2020.
Namun hingga Oktober, Indonesia masih berhadapan dengan virus corona. Lantas, kapan sebenarnya virus ini bisa berakhir di Indonesia? Dr. Tifauziah Tyadsuma memprediksi bahwa virus corona akan benar-benar hilang dari Tanah Air masih jauh terlihat.
Baca juga:Â Vaksin COVID-19 Oxford Siap dalam 3 Bulan, Pandemi Segera Usai?
Hal ini didasarkan pada perhitungan sejak virus corona muncul di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu. Â
"Untuk virus hilang dari Indonesia masih jauh. Sejak Maret ditemukan sampai Oktober ini kenaikan kasus lebih dari 4 ribu persen. Reproduksi kasus sekarang ini tercatat per 11 hari sudah ada 50 ribu kasus," jelas dia dalam acara BBRS Sembuh dari Corona 19? Mungkin Saja, belum lama ini.Â
Tifauziah memaparkan bahwa dari analisis data, dia memprediksi bahwa kasus COVID-19 tiga bulan ke depan di Indonesia bisa mencapai 600 ribu.Â
"Kita baru 1 persen pemeriksaan per jumlah penduduk, bisa diprediksi tiga bulan ke depan kasusnya lebih dari 600 ribu. Karena, belakangan ini kasus sudah 50 ribu per 11 hari," jelas dia.
Tifauziah menjelaskan, untuk kasus COVID-19 di Tanah Air diprediksi akan mencapai puncak pada pertengahan tahun 2021 dan berangsur melandai setelahnya. Dan, virus ini benar-benar bisa menghilang pada akhir 2022.
"Artinya, mau mencoba memprediksi berakhir (virus corona) di akhir 2022. Puncak kasus di pertengahan 2021, kemudian melandai. Kemudian mulai benar-benar menghilang di akhir 2022," jelas dia.
Tifa menjelaskan hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat agar pandemi ini benar-benar bisa berakhir adalah dengan disiplin. Dia menyebut masyarakat harus saling menjaga jarak dan usahakan untuk tidak keluar rumah jika tidak ada urusan yang mendesak dan bermanfaat atau yang tidak bisa diwakilkan.
Baca juga:Â IDI Khawatir Klaster Demo Picu Lonjakan Kasus COVID-19
"Sekarang kita gak boleh denial, menyangkal atau abai. Ini sudah menjadi masalah bersama. Setiap orang sudah punya potensi ditulari atau menulari. Yang bisa dilakukan adalah meminimalisir pertemuan dalam kurun waktu tertentu," jelas dia.