4 Gejala COVID-19 Muncul Sebelum Batuk dan Demam

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Meskipun awalnya dianggap sebagai penyakit mirip pneumonia karena semua tandanya menunjukkan pada kondisi pernapasan, kini terbukti bahwa COVID-19 yang disebabkan virus corona jenis baru, dapat memengaruhi seluruh tubuh dari kepala hingga kaki.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Ketika orang-orang dari berbagai usia, etnis, dan kondisi kesehatan tertentu masih terus tertular virus Sars-CoV-2, jelas bahwa virus tersebut bermanifestasi dengan cara yang sangat aneh.

Baca juga: Pakai Masker, Pencegahan Utama Ibu Hamil Terhindar COVID-19

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Meskipun infeksi virus corona umumnya dimulai dengan rasa gatal di tenggorokan, demam, dan kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, tapi nyatanya tidak selalu demikian. Semakin banyak orang yang melaporkan gejala unik penyakit tersebut, termasuk sakit kepala seperti petir, serta kehilangan indera penciuman dan rasa, sebelum dinyatakan positif.

Tanda-tanda ini menunjukkan fakta bahwa COVID-19 jauh dari penyakit pernapasan yang pertama kali dipahami dan menyerang seluruh sistem saraf pada beberapa pasien COVID-19.

Kedekatan Trump dan Putin Bocor, Sering Teleponan hingga Kirim Alat Tes COVID-19

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Annals of Neurology, semakin banyak pasien yang melaporkan gejala neurologis, termasuk sakit kepala, pusing, stroke dan penurunan kewaspadaan, sebelum timbul gejala COVID-19 lainnya seperti batuk kering, tenggorokan gatal atau demam.

Sesuai dengan penelitian tersebut, pasien juga mencatat tanda-tanda neurologis lain dari penyakit ini, termasuk kehilangan indera penciuman dan rasa, kesulitan berkonsentrasi, dan kejang. 

Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis 19 pasien virus corona di Northwestern Medicine, untuk mengamati tanda-tanda neurologis penyakit tersebut, sebelum muncul gejala COVID-19 yang lebih umum dikenal.

Baca juga: Musim Hujan, Pakar Sarankan Rutin Ganti Masker

"Penting bagi masyarakat umum dan dokter untuk menyadari hal ini, karena infeksi Sars-CoV-2 dapat muncul dengan gejala neurologis awalnya sebelum demam, batuk, atau masalah pernapasan terjadi," ujar penulis utama studi, Igor Koralnik, profesor neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern, Feinberg, dikutip Times of India, Rabu 7 Oktober 2020.

Di sisi lain, jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta  Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu

Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024