Penjelasan Ilmiah Sakit Kepala Bisa Jadi Gejala COVID-19

Ilustrasi stres/sakit kepala/pusing.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Virus corona yang telah melanda di dunia sejak awal tahun 2020 ini membuat masyarakat semakin waspada. Sejumlah informasi dikumpulkan oleh masyarakat terkait dengan virus ini terutama terkait gejala penanda COVID-19. 

Migrain Lebih Sering Terjadi pada Wanita, Kenapa?

Beberapa gejala umum seseorang terpapar virus corona antara lain demam, batuk kering, nyeri dada hingga kesulitan bernafas.

Namun, tidak hanya itu saja baru-baru ini para peneliti menemukan bahwa sakit kepala ringan bisa menjadi gejala neurologis sehubungan dengan virus.

Terpopuler: Ramalan Zodiak sampai Penyebab Sakit Kepala di Malam Hari

Sakit kepala mungkin tampak normal bagi Anda karena orang biasanya mengalami sakit kepala setelah hari yang menegangkan atau jika sesuatu yang tidak menyenangkan mengganggu Anda.

Baca juga: Cara Bedakan Sakit Kepala Biasa dengan Gejala COVID-19

Waspadai 7 Penyebab Sakit Kepala di Malam Hari, Jangan Disepelekan!

Tapi belakangan ini, jika kepala Anda terada berdenyut-denyut bisa menjadi tanda kasus COVID yang memburuk.

Dilansir dari laman Times of India, sebuah studi, yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Clinical and Translational Neurology pada 5 Oktober, melakukan pengamatan terhadap 509 pasien virus corona di berbagai rumah sakit Northwestern Medicine di Chicago.

Dari pengamatan tersebut ditemukan bahwa hampir 38 persen dari pasien tersebut mengalami sakit kepala di beberapa titik selama kasus COVID-19 yang mereka alami.

Orang-orang lebih mungkin menghadapi gejala neurologis selama perjalanan penyakit mereka.

"Ini adalah studi pertama dari jenisnya di Amerika Serikat. Hanya ada 2 makalah lain yang diterbitkan yang menjelaskan prevalensi  manifestasi neurologis pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Cina dan Eropa," kata Salah satu penulis studi dan MD yang mengawasi Klinik Neuro COVID-19 di Rumah Sakit Memorial Northwestern, gor Koralnik. 

Studi menyebutkan hampir 82 persen pasien yang menderita virus corona mengalami gejala neurologis. Sebanyak 43 persen mengalami gejala pada tahap awal sementara 63 persen menghadapi gejala neurologis selama mereka dirawat di rumah sakit.

Oleh karena itu, angka-angka ini menunjukkan bahwa sakit kepala adalah salah satu gejala COVID-19 neurologis paling umum, yang mengharuskan Anda segera dirawat di rumah sakit.  

"Pasien dengan manifestasi neurologis mengalami rawat inap lebih lama," bunyi penelitian itu.

Ensefalopati dan apa artinya bagi pasien COVID

Ensefalopati adalah istilah umum yang digunakan untuk menekankan pada penyakit otak atau kerusakan. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa ensefalopati dikaitkan dengan hasil fungsional yang lebih buruk pada pasien rawat inap dengan COVID-19, dan mungkin memiliki efek yang bertahan lama.

Diketahui sebanyak 32 persen pasien yang dirawat di rumah sakit akhirnya mengalami perubahan fungsi otak yang menyebabkan sakit kepala. Sedangkan, lebih dari dua pertiga pasien yang mengalami kerusakan fungsi otak tidak mampu merawat diri sendiri bahkan setelah meninggalkan rumah sakit.

Di sisi lain, 90 persen pasien yang tidak mengembangkan ensefalopati tidak menghadapi masalah apapun setelah mereka keluar dari rumah sakit.

"Pasien dan dokter perlu menyadari frekuensi tinggi manifestasi neurologis COVID-19 dan tingkat keparahan fungsi mental yang berubah terkait dengan penyakit ini," kata Koralnik.

Ilustrasi sakit kepala/demam.

Benarkah Migrain Lebih Sering Menyerang Usia 30 Tahun? Ini Faktanya Menurut Dokter

dr. Andre, Sp. N, Dokter Spesialis Neurologi RS Pondok Indah, menjelaskan bahwa migrain sering terjadi pada usia 20 hingga 40 tahun, dengan puncaknya di usia 30 tahun.

img_title
VIVA.co.id
26 Juni 2024