Siap Edar, Remdesivir Tetap Diuji Klinis pada Pasien COVID-19

Ilustrasi obat Remdesivir
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Obat remdesivir yang diimpor dari India telah tiba di Indonesia dan siap didistribusikan untuk seluruh pasien COVID-19. Meski telah dapat izin edar dari Badan Pengawasan Makanan dan Obat (BPOM) RI, namun pihak produsen akan tetap melakukan uji klinis lagi.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Adalah PT Amarox Pharma Global (Hetero Group) selaku produsen salah satu obat COVID-19 (Remdesivir), pada awal Oktober ini, di Jakarta. General Manager PT Amarox Pharma Global Sandeep Sur mengatakan bahwa Obat yang disebut dengan nama Covifor itu akan tetap dilakukan uji klinis pada 25 orang pasien.

Diakui Sandeep, Hetero merupakan perusahaan pertama yang menerima persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) untuk Remdesivir dari BPOM di Indonesia.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Baca juga: 5 Kesalahan Saat Menggunakan Masker, Jangan Ditiru

Covifor tidak hanya didistribusikan di Indonesia, melainkan juga sudah didistribusikan ke 126 negara di dunia, seperti di Amerika Latin, Asia, Afirka, Rusia, dan sebagainya.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

“Meskipun Covifor sudah melalui uji klinis, namun kami akan melakukan uji klinis khusus untuk Indonesia, seperti anjuran BPOM. Uji klinis Covifor di Indonesia akan kami mulai Oktober ini. Uji klinis ini akan dilakukan selama tiga bulan ke depan terhadap 25 orang,” ujarnya dikutip dari keterangan pers.

Mengenai distribusi, Vice President Distribution Sales & Marketing PT Parit Padang Global (PPG), Edwin Vega Darma, menuturkan bahwa pihaknya akan menjadi salah satu distributor utama obat tersebut. Diakui Edwin, pendistribusian Covifor harus melalui sejumlah mekanisme.

Baca juga: 5 Cara Turunkan Berat Badan, Meski Sambil Duduk

Salah satunya, Covifor hanya didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan COVID-19, Dinas Kesehatan, atau instansi yang memang ditunjuk oleh pemerintah. Hal ini karena Covifor berbentuk ampul (injeksi) yang penggunaannya harus langsung di bawah penanganan dokter.

"Jika sebelumnya kami sudah ikut berperan dalam mendistribusikan obat saat virus SARS dan MERS melanda Indonesia, maka saat ini di kala pandemi global COVID-19 telah menjangkiti Indonesia, kami juga ingin berperan menyehatkan Indonesia dengan mendistribusikan Covifor," tuturnya.

Sandeep menegaskan, dipilihnya PPG sebagai distributor utama COVIFOR di Indonesia karena PPG tercatat sebagai Top 3 distributor di Indonesia. Melalui kerja sama dengan PPG, ia berharap Covifor dapat terdistribusikan dengan cepat ke seluruh Indonesia.

"Kami berharap rumah sakit atau dokter dapat dengan mudah mengakses Covifor. Sebab, Covifor hadir di Indonesia untuk mendukung BPJS dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam menanggulangi COVID-19," tuturnya.

Covifor adalah obat COVID-19 dari India berupa ampul (injeksi) yang penggunaannya untuk emergensi pada pasien COVID-19 usia dewasa dan remaja (usia 12 tahun lebih) yang memiliki berat badan 40 kg atau lebih dengan kategori berat yang dirawat inap di rumah sakit.

Covifor mengandung zat Remdesivir yang dapat menghambat replikasi virus. Sebelumnya, Covifor sudah digunakan antara lain untuk pengobatan infeksi virus HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

Jumlah pasien COVID-19 masih tinggi, maka jangan lupakan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan.

#pakaimasker
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitanganpakaisabun
#ingatpesanibu
#satgascovid19

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya