Obat COVID-19 Remdesivir Siap, Apa Efek Sampingnya?
- Istimewa
VIVA – Obat Remdesivir yang diimpor dari India sudah mulai didistribusikan ke pelayanan kesehatan di Indonesia untuk para pasien COVID-19. Meski begitu, dikatakan tim Satuan Gugus Tugas COVID-19, salah satunya dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc, SpP, bahwa obat tersebut memiliki efek samping.
Ada kemungkinan obat Remdesivir memengaruhi organ hati dan ginjal. Maka dari itu, uji coba yang dilakukan tidak pada pasien dengan masalah liver dan ginjal. Pasien yang dipilih juga harus berusia di atas 18 tahun untuk meminimalisasi efek yang tidak diinginkan.
"Jadi efek samping dari Remdesivir ini adalah diduga akan memengaruhi hati atau liver dan juga ginjal," jelas dr Erlina dalam Press Conference Peluncuran Obat Antivirus Covivor (Remdesivir) secara virtual.
Baca juga: Gejala Khas Pasien COVID-19, Tidak Bisa Cium Dua Bau Ini
Izin edar Remdesivir yaitu Emergency Use Authorization (EUA) atau digunakan saat kondisi darurat sehingga hanya didistribusikan ke rumah sakit untuk pengobatan pasien penyakit COVID-19 yang telah terkonfirmasi oleh laboratorium.
Obat ini terutama untuk orang dewasa atau remaja (berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 40 kg) yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang parah.
Senada, Remdesivir belum disetujui untuk mengobati virus corona atau COVID-19. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengesahkan penggunaan Remdesivir secara darurat pada orang dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, begitu laporan dari laman Mayo Clinic.
Pemberian Remdesivir dalam bentuk injeksi untuk disalurkan ke selang infus. Mengenai efek sampingnya, survei yang dilakukan pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan gejala berat COVID-19 parah di China antara lain, sembelit, hipoalbuminemia, hipokalemia, anemia, trombositopenia, peningkatan konsentrasi bilirubin total.
Sementara, efek samping pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan gejala COVID-19 ringan sampai sedang seperti gangguan pada fungsi jantung, gangguan atau kegagalan pernapasan, cedera ginjal akut, hipotensi.
Sementara, efek samping yang paling umum secara keseluruhan adalah mual (10 atau 9 persen), gagal napas akut (6 atau 11 persen), peningkatan konsentrasi ALT (6 atau 8 persen), dan sembelit (7 persen).