Tren Olahraga saat Pandemi, Benarkah Picu Serangan Jantung?
- U-Report
VIVA – Munculnya beragam penyakit saat ini membuat masyarakat berlomba-lomba berusaha memperkuat imunitas dengan olahraga. Alih-alih membuat daya tahan tubuh kebal, justru olahraga berat bisa memicu serangan jantung. Mitos atau fakta, ya?
Tak sedikit masyarakat maupun para artis yang terkena serangan jantung dan berakhir dengan kematian usai berolahraga. Sebut saja, almarhum Adjie Masaid yang mendapatkan serangan jantung saat tengah berolahraga futsal.
Baca juga:Â Sudah Usia 30, Segera Lakukan Ini untuk Cegah Penyakit Jantung?
Hal itu membuat masyarakat akhirnya berpikir bahwa olahraga dianggap sebagai biang keladi dari serangan jantung. Dokter Spesialis Jantung, dr. Bambang Widyantoro, Sp.JP, Ph.D, dalam acara Hidup Sehat, buka suara terkait opini tersebut.
"Berolahraga 30 menit, sebenarnya bisa memperkuat jantung dengan kendalikan tekanan darah, kontrol gula darah, dan jaga kebugaran otot jantung. Tapi, perhatikan jenis olahraganya juga," kata dia.
Bambang menilai, olahraga intensitas tinggi memang bisa berpotensi terhadap serangan jantung di kelompok usia atas 45 tahun. Untuk itu, Bambang menekankan pentingnya memahami kondisi tubuh sebelum mulai berolahraga.
Adapun bagi mereka yang sudah di usia atas 45 tahun, memang tidak disarankan olahraga dengan intensitas berat, kecuali sudah konsultasi dengan dokter. Ia mengklaim, kondisi tubuh dan jantung di usia tersebut sudah berbeda ketika masih muda.
Baca juga:Â Cegah Gejala Parah COVID-19, Kenali Gejala Khas Penyakit Jantung?
"Kalau usia atas 45, tidak dianjurkan high intensity training. Kecuali sudah cek kondisi tubuh dan jantung. Atau lebih baik yang moderate (intensitas sedang) saja," tuturnya.