Cegah Gejala Parah COVID-19, Kenali Gejala Khas Penyakit Jantung
- U-Report
VIVA – Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor 1 di dunia. Itulah sebabnya ahli jantung menyarankan agar mereka harus segera mencari bantuan jika mulai merasa tidak nyaman, meski pandemi masih berlangsung.
Dr Viveka Kumar, seorang ahli jantung senior, mengatakan bahwa tekanan darah tinggi, diabetes, konsumsi rokok / tembakau, polusi, kurang olahraga dan kadar kolesterol tinggi berlipat ganda sebagai faktor risiko dan memicu kematian akibat kardiovaskular. Bahkan selama pandemi ini, mortalitas maksimum pada pasien penyakit jantung berkisar antara 12 hingga 18 persen.
Menurutnya, rutin melanjutkan pengobatan jantung, pengobatan tekanan darah dan pengobatan gagal jantung bersama dengan statin untuk kolesterol telah terbukti menurunkan angka kematian pada pasien jantung COVID-19. Selama waktu ini juga, dapatkan perawatan segera untuk gejala darurat jantung dan jangan abaikan komplikasi jantung mendadak.
Baca juga: Penderita Sakit Jantung Bisa Berhubungan Intim, Asal...
"Karena risiko kematian terkait COVID-19 jauh lebih rendah daripada risiko komplikasi jantung terhadap kehidupan," katanya, dikutip dari laman Times of India.
Dr Udgeath Dhir, Direktur dan Kepala, CTVS, dari sebuah rumah sakit di Gurgaon mengatakan bahwa pasien yang memiliki penyakit kardiovaskular lebih berisiko mengalami komplikasi jika mereka terkena COVID-19. Pasien seperti itu harus tetap berhubungan dengan dokter dan ahli bedah mereka.
"Jangan abaikan gejala Anda karena takut akan COVID-19. Jika Anda membutuhkan perawatan, Anda perlu melakukan perawatan itu tepat waktu. Dan ikuti tindakan pencegahan universal dengan menggunakan masker, jarak sosial, dan pantau tekanan darah, berat badan, denyut nadi, dan saturasi Anda secara teratur. Dan jika ada perubahan atau ketidaksesuaian, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli bedah seperti yang biasa Anda lakukan sebelum era COVID-19," ujarnya.
Dia juga menyebutkan parameter tertentu yang dapat menandakan bahwa pasien tersebut berisiko. Yang terpenting adalah denyut nadi. Jika denyut nadinya sangat tinggi, maka harus segera menghubungi dokter karena ini bisa jadi merupakan gejala awal pertama mengalami kelainan kardiovaskular.
"Kedua, jika ada riwayat demam atau hal semacam itu atau jika kejenuhannya kurang, mereka harus mencapai rumah sakit pada tahap awal. Dan jika mereka diketahui mengidap COVID-19, maka kita bisa melakukan jauh lebih baik daripada pasien yang datang terlambat,” tuturnya.