Banyak Orang Sembunyikan Hasil Tes Positif COVID-19, Ini Sebabnya

Ilustrasi Virus Corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Pandemi melanda dunia membuat kata COVID-19 menjadi sangat sering terdengar. Tapi, ada stigma yang melekat pada penyakit itu sehingga membuat banyak orang takut akan konsekuensinya.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Mendapat diagnosis positif COVID-19 bisa membuat seseorang mengalami kekhawatiran besar, hingga sebagian orang memilih untuk menyembunyikannya dan menyangkal penyakitnya. Mereka terus menjalani aktivitas seperti biasa, dan yang terburuk, tetap berkeliaran hingga berisiko menularkan kepada orang lain.

Menyembunyikan penyakit menular seperti COVID-19 akan menyulitkan contact tracing. Selain itu, bisa juga menimbulkan dampak psikologis karena penderita butuh dukungan dan banyak hal positif untuk bisa sembuh.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Baca juga: Ilmuwan Temukan Gejala Lain COVID-19, Muncul di Lidah

Secara psikologis, ada banyak alasan kepada seseorang takut dinyatakan positif COVID-10. Para ahli telah merisetnya secara global.

Kedekatan Trump dan Putin Bocor, Sering Teleponan hingga Kirim Alat Tes COVID-19

Mendapat diagnosis positif COVID-19 tak hanya membuat pasien takut akan penyakitnya, tapi juga kekhawatiran yang meningkat mengenai kondisi keluarga mereka. Selain itu, salah satu masalah terbesar dari diagnosis COVID-19 adalah stigma, penghakiman, dan malu.

Dikutip dari laman Times of India, dikucilkan dan dihakimi oleh publik membuat seseorang merasa bersalah karena sudah positif COVID-19. Mendapat perlakuan seperti itu akan membuat seseorang mengalami efek buruk pada kondisinya. Lebih lanjut, stigma juga bisa memicu seseorang mengambil langkah ekstrem.

Alasan lain kenapa seseorang memilih menyembunyikan sakitnya adalah pasien, khususnya yang mengalami gejala ringan, harus menjalani karantina. Ini bisa mengancam kondisi keuangannya dan menariknya dari kehidupan normal. Selain itu, stres dan dilema sosial membuat seseorang takut mengungkap penyakitnya.

Sembilan bulan berlalu tapi masih belum ada kejelasan tersedia mengenai COVID-19. Mirisnya, masih banyak informasi salah bertebaran yang menambah kekhawatiran publik. Akibatnya, informasi tak valid itu membuat orang yang positif semakin takut mengungkap penyakitnya. Bahkan, memilih mengambil langkah ekstrem.

Baca juga: Biar Gak Drop dan Mudah Tertular COVID-19, Ini Tips Bangkitkan Imun

Ingat, kita sedang berada di tengah pandemi berskala besar jadi penting untuk mengikuti panduam dan mendengar penjelasan dokter dibanding percaya begitu saja dengan informasi yang beredar di media sosial. Edukasi yang benar dan kewaspadaan adalah kunci melawan pandemi.

Jadi, di masa yang sulit ini, fokus satu-satunya adalah bagaimana meningkatkan dan menjaga kesehatan, serta melindungi orang-orang tercinta di dekat kita. Bahkan ketika didiagnosis positif, seseorang harus tahu bahwa kesembuhan bukanlah hal yang sangat sulit didapat.

Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024