Demam Anak Seperti Apa yang Perlu Dikhawatirkan?
- Pixabay
VIVA – Bagi para ibu, mengetahui buah hatinya mengalami demam, terkadang bisa membuatnya panik. Apalagi jika demam tak juga turun.
Untuk anak yang masih berusia di bawah lima tahun, mungkin demam akan lebih sering terjadi. Tapi jangan khawatir dulu karena penyebab demam bisa beragam.
Menurut Dokter Spesialis Kesehatan Anak, Mulya Rahma Karyanti, dr., SpA(K) dalam acara Hidup Sehat, Jumat, 25 September 2020, orang tua harus tahu apa yang menyebabkan anak mengalami demam.
"Demam terjadi bisa karena infeksi, bisa karena kecapekan, bisa karena ada malasah penyakit keganasan, atau hal-hal yang alamiah misalnya anak sedang tumbuh gigi," katanya.
Baca Juga: Anak Demam, Marissa Nasution Takut Buah Hatinya Idap COVID-19
Perlu diketahui juga, demam pada anak sebenarnya merupakan meakanisme tubuh, tujuannya untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya agar bisa berfungsi melawan kuman dalam tubuh.
Lalu demam seperti apa yang harus dikhawatirkan, kapan sebaiknya anak dibaw ake dokter?
"Kalau demamnya sudah 2 atau tiga- empat hari sebenarnya harus waspada. Tapi dilihat juga kondisi anaknya apakah pada saat demam anak masih doyan makan? Buang airnya masih bagus, makan masih doyan. Itu gak perlu khawatir. Kondisinya berarti mash bagus," terang dr Rahma.
Yang harus diwaspadai, katanya jika suhu tubuhnya tinggi harus dipastikan dengan menggunakan alat ukur yang benar. Gunakan termometer tubuh di lipat ketiak. Jika demamnya mencapai lebih dari 38 derajat celcius segera berikan obat penurun panas.
"Anak juga harus dibujuk minum, beri minuman yang ada nutrisinya, boleh susu atau jus. Lalu kompres di lipat ketiak, lipatan paha bukan di jidat karena kalau dijidat terhalang tulang tengkorak sehingga tidak efektif."
dr Rahma menjelaskan biasanya panas akan turun lewat proses penguapan di ketiak dan pangkal paha, untuk itu dianjurkan melakukan kompres di bagian-bagian tersebut. Sama halnya ketika anak diberi obat penurun panas. "Itu nanti terjadi penguapan, hingga suhu tubuh turun."