Ribuan Orang di China Idap Brucellosis, Bisa Picu Peradangan Testis
VIVA – Sebanyak 3.245 orang dinyatakan positif Brucellosis di Lanzhou, Provinsi Gansu China Barat Laut. Infeksi tersebut bisa membahayakan tubuh termasuk memicu keguguran hingga pembengkakan testis.
Wabah mulai terjadi sejak Juli-Agustus 2019. Jumlah ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan dan menimbulkan kekhawatiran luas atas penyebaran penyakit dan komplikasinya.
Beberapa komplikasinya seperti Epididymoorchitis yang menginfeksi saluran kelamin pria kemudian menyebar ke testis sehingga menimbulkan nyeri dan bengkak yang parah. Komplikasi lain seperti keguguran dan cacat pada janin. Serta radang otak (meningitis) hingga kerusakan katup jantung yang dapat memicu kematian.
Baca juga:Â Durasi Ideal Bercinta, Cobain Biar Akhir Pekan Makin Bergairah!
Hampir 20 dari 40 pasien yang terinfeksi yang diwawancarai oleh media tahun ini mengatakan mereka menderita demam, nyeri otot dan malaise, yang semuanya merupakan gejala Brucellosis.
Sebanyak 11 institusi medis publik telah ditetapkan sebagai rumah sakit, dengan saluran hijau dan klinik khusus untuk memberikan pengujian gratis dan perawatan standar.
Diduga insiden terjadi akibat pabrik farmasi biologis Zhongmu Lanzhou menggunakan disinfektan kadaluwarsa dalam produksi vaksin Brucella, yang menyebabkan kebocoran aerosol yang mengandung bakteri di daerah tersebut.
Institut Penelitian Hewan Lanzhou melaporkan beberapa kasus pertama dari wabah tersebut pada November 2019, yang kemudian menyebabkan infeksi ribuan orang.
Brucellosis adalah penyakit bakteri menular yang disebabkan oleh Brucella. Ini dapat ditularkan melalui kontak dengan ternak yang terinfeksi termasuk sapi dan domba, sementara kemungkinan penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi, menurut laporan yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Para ahli menyarankan agar orang tidak minum susu mentah yang tidak disterilkan dari sapi atau domba, untuk menghindari tertular Brucellosis. Adapun penyakit ini dapat menyebabkan demam yang terus-menerus, kelelahan, serta nyeri sendi dan otot.
Beberapa pasien tidak dapat lagi melakukan pekerjaan fisik yang berat, oleh karena itu penyakit ini umumnya dikenal sebagai "penyakit pria malas".
Â