Dua Gejala COVID-19 Paling Khas dan Cara Mengenalinya
- pixabay
VIVA – Berdasarkan hasil penelitian, anosmia atau kehilangan indera penciuman dan aguesia, kehilangan indera rasa, dianggap sebagai gejala yang paling khas dan menonjol pada pasien virus corona atau COVID-19.Â
Untuk lebih meyakinkan dan memahami gejala ini, Times of India, mewawancarai Divya Singh, yang baru sembuh dari COVID-19. Wanita ini mengaku mengalami sakit kepala yang mengganggu selama 3-4 hari, dan menganggapnya bukan apa-apa.
Namun, ketika saudara laki-lakinya dinyatakan positif COVID-19 setelah mengalami kehilangan indera penciuman, dia memutuskan untuk menjalani tes. Saat hasil tesnya terbukti positif, Divya juga merasakan kehilangan penciuman dan tidak bisa mencium apa pun.
Baca juga:Â Mirip Flu, COVID-19 Bakal Jadi Penyakit Musiman
"Selera saya juga terpengaruh sebagian karena baunya yang kurang, tapi saya masih bisa mendeteksi rasa, meski tidak terlalu menonjol," kata dia.
Divya akhirnya bisa mencium bau lagi sekitar 4-5 hari setelah dinyatakan negatif COVID-19. Sedangkan saudara laki-lakinya, yang juga sudah dinyatakan negatif, masih belum bisa mencium bau. Bahkan setelah 20 hari dinyatakan negatif, ia masih belum bisa mencium bau.
Menjelaskan lebih lanjut tentang gejalanya, Divya menyoroti bahwa selain sakit kepala ringan selama 3-4 hari dan kehilangan indera penciuman setelah itu, dia tidak merasakan gejala virus yang lain, seperti pilek, batuk, demam, hidung tersumbat, masalah pernapasan, dan lain-lain.Â
Menurut data awal yang diterbitkan dalam American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS), 27 persen pasien COVID-19 yang mengalami kehilangan penciuman, mengalami perbaikan hanya dalam satu minggu. Sementara yang lain merasa lebih baik dalam rentang waktu 10-15 hari.
Namun, para ilmuwan masih belum mengetahui kapan waktu tepatnya bisa kembali mencium bau dan rasa setelah sembuh dari infeksi virus corona. Sementara beberapa orang membutuhkan waktu 3-4 minggu, yang lain bisa pulih lebih cepat, seperti dalam kasus Divya. Namun, ada juga kasus di mana orang tidak pernah kembali berfungsi indera penciuman dan perasanya setelah terinfeksi virus.Â
Banyak penelitian percaya bahwa anosmia (kehilangan penciuman) adalah tanda peringatan dini infeksi COVID-19. Karena SARS-CoV-2 adalah virus baru, komunitas ilmiah masih harus belajar lebih banyak tentang penularannya.Â
Langkah pertama, kamu harus berkonsultasi dengan spesialis THT, jika masih merasa kehilangan indera penciuman, setelah lama dinyatakan negatif dari virus corona. Kedua, kamu bisa memulai melatih mencium bau, untuk melatih otak dan belajar merasakan bau lagi.
Baca juga:Â Distribusi Vaksin COVID-19 Disebut Memakan Waktu 4-5 Tahun
Kamu bisa memulai dengan mencium empat aroma yang kuat dan berbeda, masing-masing selama 10 detik, dua kali sehari. Cobalah untuk mengingat seperti apa aroma yang kamu cium saat kamu mengendus setiap wewangian.Â
Hasil penelitian menunjukkan, mencium empat aroma setelah 12 minggu bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cepat. Para peneliti telah menyatakan, fokus mengingat seperti apa bau tertentu sebelum kehilangan indera penciuman, adalah aspek kunci dari melatih penciuman.Â
Penting untuk dipahami bahwa melatih mengenali bau tidak menjamin akan mengembalikan indera penciuman yang hilang. Jika kamu merasa bingung, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia perawatan medis.