Jangan Sepelekan, Ini Beda Pikun Normal dan Akibat Alzheimer
- Pixabay/jarmoluk
VIVA – Pikun seringkali dianggap biasa dialami oleh lansia sehingga Demensia Alzheimer seringkali tidak terdeteksi, padahal gejalanya dapat dialami sejak usia muda (early on-set demensia).
Sayangnya, tak semua memahami perbedaan pikun akibat penuaan atau demensia Alzheimer yang terjadi pada lansia.
Baca Juga: 75 Persen Kematian Pasien COVID-19 adalah Penderita Demensia
Ketua Studi Neurobehavior Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dr. Astuti, Sp.S(K) mengatakan kedua hal tersebut sangat berbeda, jika keluarga terdekat mau melihat dengan jeli. Paling utama, kata Astuti, perhatikan rentang waktu terjadinya pikun tersebut.
"Kalau lupa biasa karena bertambahnya umur tapi waktu, nama orang,dan lokasi itu bakal ingat lagi. Kalau pada Alzheimer nggak bakal ingat sampai kapan pun, enggak ingat," ujar dr. Astuti dalam talkshow virtual yang diinisasi Eisai Indonesia, Senin, 14 September 2020.
Selain itu, pikun yang disebabkan Alzheimer terlihat pada frekuensinya yang cukup sering dan bertambah parah setiap hari. Tak jarang, lansia akan mulai membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
"Gejala lain dari lupa karena Alzheimer kejadiannya sering terjadi dan hampir setiap hari, bahkan dampaknya sudah sangat mengganggu orang lain. Misalnya ia lupa meletakkan suatu benda, tapi kemudian menyalahkan orang lain," pungkas Astuti.
Dengan kondisinya yang semakin pikun alias lupa, lansia akan kian memiliki rasa curiga pada orang lain. Jika hal ini terjadi, kondisi yang dinamakan waham curiga sudah mulai membuat tak nyaman dan sebaiknya dikonsultasikan segera.
"Ada waham curiga seperti menuduh orang. Membuat sekitarnya tidak nyaman dan itu hampir terjadi setiap hari, itu kita mulai curiga, yakni lupa yang tidak normal," dr. Astuti menambahkan.