Alasan Kenapa Jenazah COVID-19 Harus Dibungkus Plastik

Tangkapan layar (screenshot) sebuah akun Instagram yang memperlihatkan foto sesosok jenazah pasien COVID-19 berselubung plastik di sebuah ruang perawatan rumah sakit.
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Pasien yang meninggal akibat COVID-19 harus menjalani sejumlah protokol pemakaman yang ketat. Sehingga, dalam prosedurnya jenazah pasien COVID-19  akan dikuburkan dengan dibungkus plastik dan harus ditangani oleh petugas yang terlatih dengan APD lengkap.

Hal ini diungkapkan oleh salah satu dokter yang merawat pedangdut Iis Sugianto saat menajalani perawatan COVID-19 dalam channel YouTubenya. 

"Jadi orang yang meninggal karena COVID itu bukan asal dibungkus. Jadi tetap disalatkan, dimandikan sesuai dengan agama yang bersangkutan, hanya memandikan yang melakukan pemulasaran jenazah itu memang petugas yang sudah terlatih dan berpakaian APD lengkap," kata dokter yang berpakaian APD lengkap dalam channel YouTube Iis Sugianto.

Baca juga: Iis Sugianto Kasih Tips Jalani Kehidupan Pasca Sembuh dari Corona

Prosedur ini dilakukan sebab jenazah COVID-19 masih bisa menularkan penyakit kepada orang lain. Maka dari itu, keluarga pasien harus mengikuti prosedur yang ada agar tidak terpapar. Mengingat, belakangan ini banyak keluarga pasien, baik yang suspect corona, berusaha mengambil jenazah dan memandikannya sendiri tanpa APD lengkap.

"Karena biarpun pasiennya sudah meninggal kan virusnya masih ada, masih berpotensi menularkan. Kita kan gak tau saat memandikan ada keluarga atau orang-orang yang tidak pakai APD lengkap kalau di situ ya kan bisa tertular apalagi kalau berisiko tinggi. Kita lihat di beberapa tempat pasien COVID direbut kemudian dimandikan lagi sama keluarga setelah dites beberapa anggota keluarganya kena," jelas dia.

Dokter itu menjelaskan bahwa memang orang yang meninggal akibat COVID-19 masih bisa menularkan virusnya. Sebab, virus tersebut masih bisa bertahan di ruangan perawatan pasien tersebut hingga dua jam lamanya.

Baca juga: China Setujui Vaksin Corona Pertama Disemprot ke Hidung

Lekas Pulih dari COVID-19, Indonesia Sukses Lalui Pandemi Mencekam

"Kalau misal orangnya penderita covid bernapas atau berbicara mengeluarkan droplet kalau di ruangan masih melayang-layang bertahan hidup total sampai 2 jam lebih pada saat itu. Dia kan masih keluar lewat udara yang keluar dari spot apalagi kalau ada yang mencium memegang mulut matanya jadi menularkan ke dirinya sendiri. Jadi mesti berhati-hati," jelas dokter.

INFOGRAFIK: PBB Puji Keberhasilan Indonesia Atasi Covid-19
Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024