Corona Picu Kematian 115 Dokter, IDI Sebut Pasien Bisa Makin Gawat

Tenaga medis dan pasien COVID-19.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Sebanyak 115 dokter di Indonesia harus menghembuskan napas terakhir akibat serangan COVID-19 yang tengah menjadi pandemi di dunia. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan bahwa hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

IDI Tegaskan Dokter Tak Boleh Jadi Influencer Sampai Promosikan Produk Kesehatan

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOG, menekankan bahwa kematian dokter dan tenaga kesehatan lainnya bisa berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan di Tanah Air. Berkurangnya jumlah dokter memicu masyarakat kekurangan pelayanan kesehatan yang artinya kondisi pasien bisa semakin gawat.

"Kematian dokter yang saat ini sebanyak 115 dokter dengan asumsi 1 dokter melayani 2.500 maka menggambarkan Rakyat Indonesia sebanyak hampir 300 ribu akan kehilangan pelayanan dari dokter, begitu juga dengan meninggalnya dokter gigi dan perawat," tutur Adib dalam keterangan video, dikutip Senin 14 September 2020.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Baca juga: Dialami Banyak Orang, Penyebab Baru Diabetes Tipe-2 Akhirnya Terungkap

Adapun jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara yaitu sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk. Artinya Indonesia hanya memiliki 4 dokter yang melayani 10.000 penduduknya. Selain itu, distribusi tenaga medis dan tenaga kesehatan juga terkonsentrasi di Jawa dan kota-kota besar.

Dedikasi Tinggi! Dokter Helmiyadi SpOT Diberi Penghargaan Mulia, IDI Ungkap Fakta Mengejutkan

"Dokter adalah aset bangsa, investasi untuk menghasilkan dokter dan dokter spesialis sangat mahal. Kehilangan dokter tentunya akan dapat berakibat  menurunnya kualitas pelayanan bagi Rakyat Indonesia," kata dia.

Oleh karena itu, kata Adib, perlu ketegasan pemerintah untuk membuat langkah-langkah kongkret dalam upaya perlindungan dan keselamatan bagi para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Upaya kongkret melalui pembentukan Komite Nasional Perlindungan dan Keselamatan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang bertugas mengintegrasikan seluruh stakeholder kesehatan untuk fokus dalam upaya perlindungan dan keselamatan serta upaya-upaya pengawasannya . 

"Kebutuhan dokter tentunya menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi organisasi Profesi dan perhimpunan-perhimpunan spesialis untuk tetap dapat menjamin proporsi pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata Adib yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia.

Berikut sebaran wilayah kematian dokter di Indonesia:


Jawa Timur: 29 dokter

Sumatera Utara: 21 dokter

DKI Jakarta: 15 dokter

Jawa Barat: 11 dokter

Jawa Tengah: 8 dokter

Sulawesi Selatan: 6 dokter

Bali: 4 dokter

Kalimantan Selatan: 4 dokter

Sumatera Selatan: 4 dokter

Kalimantan Timur: 3 dokter

Kepulauan Riau: 2 dokter

Riau : 1 dokter

DI Yogyakarta: 2 dokter

Aceh: 2 dokter

Papua Barat: 1 dokter

Nusa Tenggara Barat: 1 dokter

Banten: 1 dokter
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya