Diduga Orang Gila Serang Syekh Ali Jaber, Kenali Tanda Gangguan Jiwa

Ilustrasi pasien gangguan jiwa.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jojon

VIVA – Kabar penusukan terhadap Syekh Ali Jaber masih ramai diperbincangkan lantaran sosok pelaku dianggap sebagai orang gila alias memiliki gangguan kejiwaan. Salah satu saksi sempat membenarkan bahwa pelaku telah lama mengidap gangguan jiwa.

Pria Bersajam Adang Bus TransJakarta di Sarinah Ditangkap, Dirujuk ke RSJ karena Gangguan Jiwa

Ustaz Nazir (27) salah seorang saksi mengatakan, kejadian terjadi pada pukul 17.20 saat Ali Jaber sedang berinteraksi dengan salah seorang santri dan orang tua santri tersebut. Ia menambahkan, orang tua pelaku mengakui anaknya mengalami gangguan kejiwaan.

"Waktu ditanya tidak mengetahui apa yang dilakukannya, menurut keterangan dari orang tua pelaku sudah 4 tahun ini mengalami gangguan kejiwaan," katanya.

Emosi Diminta Bersihkan Rumah, Anak Tebas Ibu Kandung di Makassar

Baca juga: PSBB Total, Siapkan Kotak P3K Biar Aman di Rumah

Insiden mengerikan itu terjadi pada pukul 17. 20 Wib saat mengisi acara tabligh akbar di Masjid Falahuddin Bandar Lampung. Pelaku penusukan adalah A. Alfin Adrian (24) warga Jalan Tamin gang Kemiri, Suka Jawa. Pelaku langsung diamankan oleh panitia dan langsung diinterogasi oleh panitia.

2 Bocah Kakak Adik Tewas, Diduga Dibunuh Ibunya yang Gangguan Jiwa Pakai Parang

Terkait gangguan kejiwaan sendiri, dikutip dari laman Psychiatri, penyakit mental memiliki banyak jenis, termasuk skizofrenia atau gangguan bipolar jarang muncul "tiba-tiba".

Paling sering keluarga, teman, guru atau individu itu sendiri mulai mengenali perubahan kecil atau perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres tentang pemikiran, perasaan atau perilaku mereka sebelum penyakit muncul dalam bentuk yang parah.

Meski begitu, banyak juga yang belum bisa membedakan gejala pada gangguan kejiwaan yang dialami seseorang. Untuk mengetahui lebih dalam, berikut beberapa tandanya.

Baca juga: Pantangan Makanan Usai Operasi Transplanstasi Ginjal

Perubahan tidur atau nafsu makan

Biasanya, pola tidur pada orang sehat akan berjalan rutin dan berpola. Namun, pada mereka yang alami gangguan kejiwaan, cenderung pola tidurnya tak beraturan. Selain itu, nafsu makan berubah menjadi kurang baik.

Perubahan suasana hati

Perubahan emosi atau perasaan tertekan yang cepat atau dramatis kerap terjadi. Hal ini bisa memicu penarikan diri secara sosial. Kondisi ini juga diiringi hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati

Penurunan fungsi

Penurunan fungsi yang tidak biasa, di sekolah, pekerjaan atau kegiatan sosial, seperti berhenti berolahraga, gagal di sekolah atau kesulitan melakukan tugas-tugas yang sudah dikenal. Selain itu, terdapat masalah dengan konsentrasi, ingatan atau pemikiran logis dan ucapan yang sulit dijelaskan

Sensitif

Sensitivitas yang ditingkatkan terhadap pemandangan, suara, bau atau sentuhan sehingga menghindari situasi yang terlalu merangsang. Padahal, hal itu tidak terlalu bermasalah bagi orang kebanyakan.

Apatis

Kehilangan inisiatif atau keinginan untuk berpartisipasi dalam aktivitas apa pun. Kondisi tersebut membuatnya merasa terputus secara sosial. Sehingga timbul perasaan samar-samar terputus dari diri sendiri atau lingkungan sekitar seperti rasa tidak nyata.

Pemikiran tidak logis

Keyakinan yang tidak biasa atau berlebihan tentang kekuatan pribadi untuk memahami makna atau memengaruhi peristiwa, pemikiran tidak logis atau "ajaib" yang khas dari masa kanak-kanak di masa dewasa. Serta rasa gugup atau takut atau curiga pada orang lain atau perasaan gugup yang kuat. Serta perilaku tidak biasa.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya