Pantangan Makanan Usai Operasi Transplanstasi Ginjal

Ilustrasi ginjal.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Transplantasi ginjal sering dianggap sebagai langkah terakhir terhadap penanganan gangguan pada fungsi organ tersebut. Terlebih, banyak mitos yang beredar bahwa penanganan tersebut membuat tubuh tidak dapat beraktivitas seperti biasa, termasuk banyak pantangan makan. Benarkah?

Fakta di Balik Menjadi Pendonor Ginjal, Terbaru Dilakukan Nam Yoon Su

Dr. dr. Maruhum Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM mengemukakan bahwa transplantasi ginjal dapat memberi kuantitas hidup yang lebih baik. Artinya, orang tersebut akan mampu beraktivitas dan mengonsumsi makanan seperti orang sehat pada umumnya.

"Kondisi seperti itu, tanpa mengenyampingkan ada komplikasi akut sampai kronis, maka makanan apapun bisa dikonsumsi seperti orang normal. Bebas minum dan makan segala macam tapi tetap perhatikan ranah kehidupan normal dan baik," kata dokter Bonar dalam acara virtual Re-launching Pelayanan Transplantasi Ginjal RSCM, beberapa waktu lalu.

Nam Yoon Su Donorkan Ginjalnya Demi Kesembuhan Sang Ayah, Rela Hiatus dari Industri Hiburan

Baca juga: Rasanya Sangat Pahit, Amankah Sambiloto untuk Ginjal?

Salah satu pola makan yang dianjurkan untuk orang sehat, kata Bonar, pada umumnya hindari kalori tinggi dari makanan. Selain itu, membatasi asupan garam pada makanan sehari-hari.

Kondisi Terkini Pasien Pasca Operasi Transplantasi Ginjal Perdana oleh RSUP Fatmawati

"Selalu dianjurkan kurangi kalori tinggi, hindari garam tinggi karena makanan-makanan yang diawetkan itu pasti mengandung garam tinggi. Jadi tetap anjurkan tidak makan makanan yang tidak diawetkan. Prinsipnya itu," paparnya.

Sementara itu, untuk olahraga pun tak jauh berbeda dengan orang sehat pada umumnya, di mana tak ada batasan khusus untuk olahraga apapun. Namun, harus tetap dipantau dan konsultasi oleh dokter.

"Banyak pasien transplant, bisa lari 10 kilo per sekian jam. Tapi ada syaratnya: pasca 3-6 bulan itu fase krusial. Kalau sudah lewat 6 bulan, kita lihat stabil, boleh beraktivitas bebas dan cek kondisi tiap 1 tahun sekali saja," tuturnya.

Senada, tim Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Dr. dr. Nur Rasyid, SpU (K), juga menekankan bahwa mitos transplantasi ginjal hanya dapat dilakukan sebagai langkah terakhir setelah pasien 
menjalani cuci darah, adalah tidak tepat. 
Menurutnya, kualitas hidup pasien transplantasi ginjal pun dapat meningkat dan pasien dapat beraktivitas normal seperti sebelum mengalami penyakit ginjal.

Baca juga: Batu Ginjal Bisa Muncul Lagi Pasca Operasi, Begini Cara Mencegahnya

"Berdasarkan studi, pasien penyakit ginjal tahap akhir yang menjalani prosedur transplantasi memiliki rerata harapan hidup yang lebih lama dibandingkan pasien yang menjalani prosedur cuci darah. Dalam jangka panjang, prosedur transplantasi ginjal terhitung lebih ekonomis dibandingkan cuci darah. Beban finansial bagi pasien maupun penjamin pun menjadi lebih 
ringan,” jelasnya lebih lanjut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya