Relawan Sakit, Vaksin COVID-19 AstraZeneca Tetap Tersedia Akhir Tahun

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • Pixabay/pearson0612

VIVA – Vaksin corona atau  COVID-19 AstraZeneca berpeluang tersedia pada akhir tahun, atau awal tahun depan, menurut kepala eksekutif perusahaan, Pascal Soriot. Hal tersebut ditegaskan meski uji klinis dihentikan sementara usai seorang sukarelawan jatuh sakit pasca disuntik vaksin.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

AstraZeneca dan Universitas Oxford, yang bersama-sama mengembangkan vaksin dan mengujinya pada 50.000 hingga 60.000 orang di seluruh dunia, menghentikan uji coba pada hari Rabu, 9 September 2020 lalu untuk menyelidiki penyakit berpotensi yang tidak terduga dari seorang relawan. Soriot tidak dapat mengatakan kapan uji coba akan dilanjutkan, namun tetap optimis vaksin tersedia pada waktu dekat.

Baca Juga: Sempat Diragukan, Vaksin Corona Rusia Tunjukkan Perkembangan Positif

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

"Saya masih berpikir kami berada di jalur yang tepat untuk memiliki satu set data yang akan kami serahkan sebelum akhir tahun untuk persetujuan regulasi. Masih bisa mendapatkan vaksin pada akhir tahun ini, awal tahun depan, tergantung seberapa cepat regulator bergerak," tutur Siriot dikutip dari laman The Guardian, Sabtu 12 September 2020. 

Bos AstraZeneca mengatakan bahwa bukan hal yang aneh untuk menghentikan proses uji coba karena kejadian buruk pada relawan. Bedanya, kata dia, kejadian ini disorot oleh dunia lantaran vaksinnya sangat dibutuhkan sesegera mungkin.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

“Ini sangat umum, sebenarnya, dan banyak ahli akan memberi tahu Anda tentang hal ini. Perbedaan dengan uji coba vaksin lainnya adalah seluruh dunia tidak mengawasinya. Mereka berhenti, mereka belajar dan mereka memulai kembali," kata dia. Bagaimana kondisi relawan?

Adapun wanita sukarelawan yang jatuh sakit akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Data tersebut kemudian akan diserahkan ke komite keselamatan independen, yang akan menilai untuk memutuskan apakah uji coba dapat dilanjutkan.

Dia dilaporkan memiliki gejala neurologis yang konsisten dengan kelainan inflamasi tulang belakang yang jarang namun rumit yang disebut myelitis transversal. Mielitis transversal dapat diobati dengan steroid untuk mengurangi peradangan, tetapi kondisinya bisa permanen. "Kami tidak tahu apakah itu myelitis transversal. Kami tidak tahu apa diagnosis akhirnya," imbuhnya.

AstraZeneca telah mencapai sejumlah kemitraan manufaktur di seluruh dunia dan yakin akan mampu memproduksi sekitar 3 miliar dosis vaksin. Soriot meyakini bahwa dengan vaksin yang dikembangkan oleh perpaduan perusahaan farmasi lain, akan tersedia cukup vaksin untuk seluruh populasi dunia untuk memastikan distribusi yang adil dan merata.
 

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Dewan Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) José Manuel Barroso.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ketua Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Jose Manuel Barroso berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam upaya memperkuat imunisa

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2024