Studi Baru, Anak-anak Bawa Virus Corona Lebih Lama Dibanding Dewasa

Anak-anak
Sumber :
  • Asiaone

VIVA – Sebuah studi baru di Amerika Serikat menemukan bahwa anak-anak membawa virus corona lebih lama dari orang dewasa dan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. 

PPATK: Usia Pemain Judi Online Semakin Rendah, di Bawah 10 Tahun

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Nasional Anak di Washington menganalisis catatan medis lebih dari 60 anak yang telah diuji beberapa kali untuk COVID-19, menemukan waktu rata-rata anak-anak dinyatakan negatif dari COVID-19 adalah 25 hari atau lebih lama dari perkiraan sebelumnnya. 

Sebuah studi, yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Klinis Nasional untuk Penyakit Menular di Shenzhen, Cina, misalnya, menemukan sebagian besar anak bersih dari virus setelah 18 hari.

KPAI Tolak Mentah-mentah Wacana Wakil Menkeu soal Pengenaan Pajak pada Judi Online

Baca juga: Mobile Lab Bio Safety Anak Bangsa Tingkatkan Kapasitas Uji COVID-19

"Kesimpulannya di sini adalah kita tidak bisa lengah," kata penulis utama studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics, Burak Bahar, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari laman Asiaone

PPATK Ungkap 197 Ribu Anak-Anak Terpapar Judi Online di Indonesia

Di antara orang dewasa, waktu median dari hasil tes positif hingga tes negatif adalah sekitar 20 hari, menurut penelitian dari seluruh dunia. Meskipun jarang orang menularkan virus dengan melepaskan partikel selama lebih dari sebulan, ada kasus ekstrim yang terjadi, seperti pasien asimtomatik di barat daya China yang hanya dites negatif setelah 45 hari.

Tim Bahar juga melihat waktu terjadinya seropositif, atau adanya antibodi dalam darah.  Waktu rata-rata untuk mengembangkan antibodi adalah 18 hari untuk anak-anak atau lebih lambat dibandingkan orang dewasa, yang biasanya memiliki antibodi dalam 10 hingga 15 hari, menurut penelitian sebelumnya.

Para peneliti memperkirakan anak-anak membutuhkan waktu rata-rata 36 hari untuk membangun cukup antibodi untuk mengalahkan virus corona, tetapi sekitar setengah dari mereka dalam penelitian ini tidak mencapai tingkat itu antara tes pertama dan terakhir mereka.

“Pada kebanyakan virus, ketika Anda mulai mendeteksi antibodi, Anda tidak akan mendeteksi virus lagi. Tetapi dengan COVID-19, kami melihat keduanya. Artinya, anak-anak masih berpotensi menularkan virus meski sudah terdeteksi antibodi," kata Bahar. 

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penyakit ini mungkin menjadi lebih buruk pada remaja.  Ini tidak terlihat dalam penelitian Washington, yang menemukan bahwa pasien anak perempuan berusia 6 hingga 15 tahun membutuhkan waktu lebih lama untuk membersihkan virus rata-rata 32 hari dibandingkan dengan mereka yang berusia 16 hingga 22 tahun yakni 18 hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya