Timbul Bengkak Hingga Demam Usai Vaksin COVID-19, Wajarkah?
- U-Report
VIVA – Pemberian vaksin COVID-19 fase tiga saat ini sudah memasuki rentang satu bulan pasca penyuntikan. Tak sedikit yang mulai mengeluhkan efek samping, mulai dari nyeri sampai merasakan demam. Wajarkah?
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio, MD, PhD, Clin, mengatakan bahwa efek samping yang dirasakan usai suntik vaksin adalah hal yang lumrah terjadi. Kondisi itu sebagai bagian dari respons imunitas tubuh.
"Efek (samping usai vaksin) memang diperlukan sebagai tanda bahwa tubuh memberikan respons. Justru harus ada gejala, biar tau kalau vaksinnya memberikan respons," kata Prof. Amin dalam Talkshow Virtual bersama Merck dan Eijkman, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Beginilah Makanan Cepat Saji Membunuh Secara Perlahan
Ada pun efek samping yang terjadi, sangat beragam pada tiap orang. Kondisi yang terasa bisa gejala ringan, namun juga gejala berat serta reaksi tubuh secara keseluruhan.
"Respons bisa bisa bermacam-macam seperti berat dan ringan, reaksi lokal atau menyeluruh, sebentar atau jangka panjang," kata dia.
Kecenderungan reaksi yang dialami oleh beberapa orang mencakup pegal di area yang disuntik atau demam. Meski begitu, gejala tersebut masih wajar dan tak perlu khawatir lantaran durasinya tak lama.
Terlebih, sampel pada pemberian vaksin COVID-19 dipantau secara berkala oleh tim peneliti sehingga jika ada reaksi berlebihan, akan segera ditangani. Selama pemberian vaksin, protokol kesehatan juga diterapkan dengan ketat.
“Reaksi lokal biasanya relatif ringan. Bengkak atau kemerahan sebenarnya adalah respons yang baik. Selama reaksi bisa ditolelir pada pasien tandanya masih bisa diterima, tapi kalau reaksinya berlebihan, maka tim vaksinasi akan bertindak untuk mengatasinya,” ujar Prof Amin.