Sering Diabaikan, 3 Fakta Hipertensi Berakibat Fatal

Cegah hipertensi
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Berdasarkan data dari Riskesdas 2018, 63 juta lebih penduduk Indonesia saat ini menderita hipertensi, dengan angka kematian akibat hipertensi mencapai 427.218 kematian. Tak hanya menyerang usia lanjut, hipertensi nyatanya bisa mengintai di segala usia.

Awalnya Bercak Merah, Awas! Psoriasis Bisa Berujung Diabetes Hingga Penyakit Jantung

Hipertensi atau darah tinggi kerap diabaikan lantaran tak menimbulkan gejala yang khas. Kondisi ini bisa menyebar ke organ vital seperti jantung dan pembuluh darah sehingga memicu dampak yang fatal.

Lantas, apa saja fakta-fakta hipertensi yang wajib diketahui agar bisa dicegah? Berikut rangkumannya berdasarkan siaran pers dalam web seminar (webinar) We The Health oleh Lifepack dan Jovee, beberapa waktu lalu.

Sudah Jaga Pola Makan, Kok Tekanan Darah dan Kolesterol Masih Tinggi? Ini Sebabnya!

Baca juga: Bakar Daun Salam di Dalam Rumah, Hal Mengejutkan Akan Terjadi

Menyerang beragam usia termasuk generasi muda

Waspada! Hipertensi saat Hamil Bisa Ganggu Pertumbuhan Janin

Dari data yang sama, kondisi hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6 persen), umur 45-54 tahun (45,3 persen), umur 55-64 tahun (55,2 persen). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1 persen diketahui bahwa sebesar 8,8 persen terdiagnosis hipertensi dan 13,3 persen orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3 persen tidak rutin minum obat. 

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya mempunyai hipertensi, sehingga tidak mendapatkan pengobatan. Demikian disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM.

Penyebab kematian utama

"Hipertensi merupakan musibah yang besar di seluruh dunia, dan penyebab paling utama terhadap kematian dan kecacatan, di mana 9,4 juta orang meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia. Indonesia sendiri berada di posisi kelima setelah Cina sebagai penduduk dengan penderita hipertensi terbesar di dunia," tutur dokter Tunggul.

Baca juga: Dijaga Pasangannya! 4 Cewek Zodiak Ini Berpotensi Jadi Pelakor

Dokter Tunggul menambahkan, ada berbagai apa alasan di balik kematian yang mengintai. Salah satunya, banyak penderita hipertensi yang lalai atau tidak rutin mengonsumsi obat, padahal hal itu sangat penting. 

Data proporsi riwayat minum obat dan alasan tidak minum obat pada penderita hipertensi di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada tahun 2018 menunjukan hanya 54,4% penderita hipertensi yang rutin mengonsumsi obat. 

"32, persen tidak rutin, dan yang mengkhawatirkan adalah 13,3 persen tidak minum obat sama sekali. Padahal hipertensi sebagian bisa dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola hidup sehat dan mengonsumsi obat secara rutin," kata dia.

7 alasan enggan berobat

Berbagai alasan mengapa penderita hipertensi tidak meminum obatnya secara rutin, 59,8 persen merasa dirinya sudah sehat, 31,3% tidak rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), 14,5% mengonsumsi obat tradisional, 11,5% sering lupa, 8,1% tidak mampu membeli obat rutin, 4,5% tidak tahan dengan efek samping obat, dan terakhir 2,0% menyatakan obat tidak tersedia di fasyankes.

Baca juga: Jangan Percaya, Sakit Kepala Hingga Leher Kaku Bukan Gejala Hipertensi

Untuk itu diperlukan solusi untuk penderita hipertensi agar mudah mendapatkan obat dan selalu rutin mengonsumsi obat-obatan. Natali Ardianto, CEO Lifepack & Jovee mengungkapkan diperlukan solusi bagi penderita penyakit kronis salah satunya hipertensi untuk rutin mengonsumsi obat, 

“Lifepack sebagai apotek digital untuk penyakit kronis, menghadirkan solusi untuk meningkatkan Medical Adherence atau kepatuhan terhadap pengobatan dengan menghadirkan Blister Pack atau Kotak Obat Sekali Pakai. Kotak obat ini diatur berdasarkan waktu konsumsi, pagi, siang, sore, dan malam. Dan di dalam kotak obat ini telah terdapat informasi secara lengkap di setiap kotaknya dengan detail seperti tanggal konsumsi obat, waktu konsumsi obat, serta nama pasien tertera di kotak obat," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya