Hati-hati, Tekanan Darah Meningkat Sebabkan Pembuluh Darah Pecah
- http://www.doctortipster.com
VIVA – Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak bisa dianggap remeh. Penyakit satu ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi, sepeti gagal ginjal, stroke hingga gagal jantung.
Saking mengerikannya penyakit ini, banyak anggapan di masyarakat yang menyatakan bahwa meningkatnya tekanan darah bisa menyebabkan pembuluh darah pecah, benarkah demikian? Mitos atau fakta?
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Renan Sukmawan, Sp.JP(K), PhD, FIHA, FACC, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pembuluh darah pecah adalah suatu fakta.
Baca juga: Jangan Percaya, Sakit Kepala Hingga Leher Kaku Bukan Gejala Hipertensi
"Kita menggolongkan hipertensi, ada ringan, sedang, berat. Kalau yang berat 180, lebih dari 200, dia masih bisa jalan-jalan, tapi ada situasi di mana hipertensi bisa diperberat dengan oleh situasi misalnya dia nyeri. Ada masalah tiba-tiba tensinya lebih tinggi dari itu dan terjadi apa yang paling kita takuti adalah pecah pembuluh darah dan otak," ujarnya saat tayangan Hidup Sehat di tvOne, Rabu 2 September 2020.
Menurut dokter Renan, pecahnya pembuluh darah di otak disebut stroke perdarahan dan itu sangat berbahaya, di mana kondisi hipertensi jadi tidak terkontrol.
Baca juga: Gerakan Kaki ke Atas dan Bawah Sembuhkan Penderita Stroke, Ini Caranya?
"Gampangnya gini, kita pembuluh darah itu seperti pipa. Pipa sebelah sininya jantung jadi pompa, sebelah situ organ-organ menjadi tempat yang disuplai oleh pipa ini. Organnya itu ada ginjal, ada otak, mata, sampai alat kelamin sekalipun. Ketika ini masalah, aliran sana terganggu, pelan-pelan timbul plak di sana, penyempitan, rusaklah organ-organ di sana," kata dia.
Jika tekanannya terlalu tinggi, dalam hal ini diukur dengan alat tensi, pembuluh darah akan pecah, karena elastisitas pembuluh darah ada batas kekuatannya.
"Nah itu yang kalau terjadi pembuluh darah otak. Jadi, betul-betul dari awal harus kita kontrol sebelum sampai ke situasi yang lebih sulit lagi mengontrolnya," tutup dokter Renan Sukmawan.