Enam Infeksi Mematikan Intai Pengidap AIDS

Ilustrasi otak manusia
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Meningitis kriptokokus yang dipicu HIV bertanggung jawab atas 15 persen kematian akibat AIDS di seluruh dunia. Penyakit radang otak itu berada di urutan kedua setelah tuberkulosis (TB) sebagai pembunuh utama orang yang hidup dengan HIV dan AIDS.

Cegah Meningitis, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai Orangtua dari Flu Singapura

Dalam laporan baru Penyakit Menular di jurnal Lancet, 181.100 orang meninggal akibat meningitis kriptokokus pada tahun 2014, dengan 135.900 (75 persen) kematian di Afrika sub-Sahara saja. Hasil kesehatan untuk orang dengan meningitis kriptokokus umumnya sangat buruk, jika tanpa pengobatan sebagian besar berakibat fatal.

Meningitis kriptokokus adalah penyakit terkait AIDS yang disebabkan oleh jamur, cryptococcus neoformans. Bagi orang yang telah terpapar, jamur sebagian besar tetap tersembunyi di dalam tubuh dan sebagian besar tidak akan pernah jatuh sakit. Tetapi, bagi mereka yang hidup dengan sistem kekebalan yang lemah seperti pengidap AIDS, infeksi dapat menyebar dari paru-paru ke otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan meningitis.

Saudi Arabia Urges Meningitis Vaccination Ahead of Hajj Travel

Baca juga: HIV AIDS Tak Mudah Menular, Namun Diskriminasi Masih Terjadi

Tak hanya meningitis, beberapa penyakit lain turut berkaitan erat dengan AIDS. Sebuah penelitian mencakup 8776 peserta dengan AIDS, di mana 899 infeksi penyerta lain dan 505 meninggal dunia serta sisa peserta tak diketahui keberadaannya.

Arab Saudi Wajibkan Jemaah Umrah Vaksin Meningitis

Seperempat dari mereka dengan infeksi oportunistik, akhirnya meninggal dunia. Kematian ini tidak termasuk dalam 505 yang telah disebutkan tadi. Para peneliti melakukan penelitian tersebut dalam jangka 5 tahun. 

Ada pun infeksi yang paling umum adalah Tuberkulosis paru pada 361 (40%) peserta. Sejauh ini, TB paru yang paling umum dan memicu kematian. Tak hanya itu, TB paru ini juga kerap memicu meningitis sehingga komplikasi penyakitnya cukup luas.

Lalu ada infeksi Kandidiasis esofagus pada 98 (13 persen) peserta dan Pneumocystis pneumonia pada 92 (10 persen). Kemudian infeksi Herpes simpleks lebih dari durasi satu bulan pada 70 (7,8 persen) peserta. Terakhir, Kandidiasis diseminata pada 66 (7,3 persen) peserta.

Meningitis kriptokokus sangat sulit diobati, jadi pencegahan sangat penting melalui ART (antivirus HIV). Obat tersebut juga efektif menjaga sistem kekebalan tetap sehat sehingga bisa mencegah penularan infeksi lainnya.

Baca juga: 4 Tipe Meningitis, Radang Selaput Otak yang Diderita Glenn Fredly

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya