Radang Otak Akibat Toksoplasma, Penyebab Kematian Barli Asmara

Barli Asmara.
Sumber :
  • Instagram Barli Asmara

VIVA – Kabar duka menyelimuti dunia hiburan. Desainer kondang Barli Asmara meninggal dunia di usia 42 tahun akibat penyakit radang otak yang dideritanya.

Cegah Meningitis, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai Orangtua dari Flu Singapura

Barli mengalami radang otak lantaran terserang virus toksoplasma. Hal itu dikonfirmasi oleh salah satu keluarganya, Mutia Wisnu, kepada VIVA.

"(Penyebabnya) radang otak akibat virus Tokso (toksoplasma)," ujar Mutia, Kamis 27 Agustus 2020.

Bahaya Komplikasi Cacar Monyet Picu Radang Otak Hingga Kematian

Baca juga: Unggahan Terakhir Barli Asmara, Koleksi Busana Bernuansa Gelap

Dikutip dari laman Brainfacts, radang otak terbagi dua yaitu meningitis dan ensefalitis. Keduanya adalah penyakit inflamasi, namun pada meningitis terjadi di selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Studi: Pemakan Daging Mentah Akan Berdampak pada Hilangnya Penglihatan

Sementara ensefalitis terjadi di organ otak dan sumsum tulang belakangnya. Keduanya sama-sama disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Pada kasus Barli, virus toksoplasma memicu penyakit ini.

Cara paling umum orang terkena toksoplasmosis adalah dengan menelan telur toksoplasma (ookista). Kucing adalah sumber utama telur ini. Cara lain orang terkena toksoplasmosis adalah dengan makan daging yang kurang matang. Hewan seperti sapi, babi, dan domba dapat menelan tanah yang terkontaminasi telur yang dikeluarkan oleh kucing.

Meningitis akibat virus disebut meningitis aseptik, yang menunjukkan bahwa ini bukan akibat infeksi bakteri dan tidak dapat diobati dengan antibiotik. Sementara, jika akibat bakteri maka membutuhkan antibiotik untuk menyembuhkan.

Baca juga: Usia Muda Kebal COVID-19, Ternyata Hoax!

Gejala ensefalitis termasuk demam mendadak, sakit kepala, muntah, kepekaan yang meningkat terhadap cahaya, leher dan punggung kaku, kebingungan dan penilaian yang terganggu, kantuk, otot lemah, gaya berjalan canggung dan tidak stabil, dan mudah tersinggung.

Gejala yang mungkin memerlukan perawatan darurat termasuk kehilangan kesadaran, kejang, kelemahan otot, atau demensia parah yang tiba-tiba. 

Tak jauh berbeda, gejala meningitis, yang mungkin muncul tiba-tiba, sering kali termasuk demam tinggi, sakit kepala parah dan terus-menerus, leher kaku, mual, dan muntah. Perubahan perilaku seperti kebingungan, kantuk, dan kesulitan bangun juga dapat terjadi.

Pada bayi, gejala meningitis dapat berupa mudah tersinggung atau lelah, kurang nafsu makan, dan demam. Meningitis virus biasanya sembuh dalam 10 hari atau kurang, tetapi jenis meningitis lain bisa mematikan jika tidak segera diobati. Siapa pun yang mengalami gejala meningitis atau ensefalitis harus segera ke dokter agar segera ditangani lantaran dapat memicu bahaya fatal.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya