Cara Kerja Imunoterapi Perpanjang Harapan Hidup Pasien Kanker Paru

Ilustrasi paru-paru.
Sumber :
  • Freepik/kjpargeter

VIVA – Rokok merupakan sumber segala penyakit, termasuk kanker paru. Sekretaris Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. Erlang Samoedro, Sp.P, mengatakan, mirisnya Indonesia merupakan negara dengan prevalensi rokok yang tinggi dan rokok sangat erat kaitannya dengan kejadian kanker paru. 

Pemerintah Larang Rokok Dijual Eceran, Dokter Harap Bisa Tekan Angka Perokok Muda

Untuk menekan prevalensi kanker paru di Indonesia, Erlang menilai perlu dilakukan pengendalian dan penurunan prevalensi rokok serta pengendalian polusi udara. Selain itu, diperlukan metode pengobatan yang efektif dan inovatif untuk membuka harapan hidup bagi penyintas kanker paru. 

"Saat ini pengobatan kanker paru di Indonesia telah tersedia dalam beberapa pilihan pengobatan seperti operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, dan yang paling terbaru ialah imunoterapi," ujarnya saat online sharing session #LUNGTalk, Rabu 26 Agustus 2020.

Perokok Pasif Juga Berisiko Terkena Kanker Paru, Bagaimana Gejalanya?

Baca juga: Populer di Jepang, Terapi Sel Imun Musnahkan Sel Kanker Sisa Operasi

Menurut Erlang, standar pengobatan kanker di Indonesia sudah maju dan setara dengan standar pengobatan internasional. Hal itu turut dibenarkan oleh Dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K), Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PDPI.

Mengenal Jenis-jenis Kanker Paru dan Cara Modern Pengobatannya

"Terapi kanker paru termasuk, pembedahan, kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi. Seluruh terapi kanker paru ini telah ada di Indonesia dengan mengikuti panduan tatalaksana Kanker Paru dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, yang disesuaikan dengan pedoman internasional. Sehingga, proses diagnostik dan terapi sama dengan standar di seluruh dunia," kata dia yang hadir dalam diskusi yang sama. 

Seiring berkembangnya penemuan dalam penanganan kanker paru, seperti pemberian terapi target (baik EGFR TKI, ALK inhibitor, dan lainnya), sejak 2016 di Indonesia telah mengenal metode pengobatan imunoterapi untuk kanker paru.

Baca juga: Kanker Paru-paru Tak Selalu Karena Rokok, Kenali Penyebab Lainnya

"Cara kerjanya dengan menstimulasi sistem imun tubuh untuk memberikan respons imunitas antitumor. Sehingga meningkatkan harapan hidup pasien kanker paru stadium lanjut menjadi lebih panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien," lanjut dia. 

Sedikit berbeda dengan kemoterapi yang berfungsi untuk membunuh sel kanker, Sita menjelaskan imunoterapi ini dapat meningkatkan respons imunitas antitumor.

"Pada saat ini kombinasi kemoterapi dan imunoterapi menjadi salah satu standar baru pengobatan kanker paru. Kehadiran imunoterapi menjawab tantangan dari metode pengobatan kanker terdahulu, yaitu peningkatan respons terapi dan peningkatan kualitas hidup. Terobosan pengobatan kanker paru saat ini dapat memberikan optimisme dan proses pengobatan yang lebih baik, khususnya bagi pasien kanker sehingga bisa memberikan hidup yang berkualitas," kata dia.

Baca juga: Gak Merokok Juga Bisa Sakit Kanker Paru, Ini Penjelasannya

Ada beberapa jenis imunoterapi untuk pasien kanker paru-paru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien kanker, antara lain imunoterapi penghambat ‘checkpoint’ sistem imun, vaksin kanker berupa vaksin terapeutik untuk membunuh sel kanker, dan terapi sel t adoptive, yang merubah salah satu jenis sel darah putih pada penderita kanker untuk dapat kembali menyerang sel kanker. 

"Lebih jelasnya, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi ini adalah langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh. Dengan begitu, sistem kekebalan pada penderita kanker akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut," tutur dokter Sita.

Mantan CEO Youtube Susan Wojcicki Meninggal Dunia.

Mantan CEO YouTube Susan Wojcicki Meninggal Dunia di Usia 56, Sederet Ucapan dari Tokoh Dunia

Mantan CEO Youtube, Susan Wojcicki, juga sosok yang berperan penting membentuk Google dan YouTube meninggal dunia pada usia ke-56. Susan dianggap sebagai perempuan hebat.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2024