CDC Sebut Orang Tanpa Gejala Tak Perlu Tes COVID-19

Virus corona
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), diam-diam mengubah pedoman pengujian virus corona minggu ini. Hal ini dilakukan untuk mengecualikan orang-orang yang tidak memiliki gejala COVID-19, bahkan jika mereka baru terpapar virus. 

Para ahli mempertanyakan revisi tersebut, menunjuk pada pentingnya mengidentifikasi infeksi sekecil mungkin segera sebelum timbulnya gejala, ketika banyak orang tampaknya paling menular.

Model ini menunjukkan bahwa sekitar setengah dari peristiwa penularan dapat ditelusuri kembali ke individu yang masih dalam tahap pra-gejala ini, sebelum mereka mulai merasa sakit atau jika mereka merasa sakit sama sekali.

"Ini berpotensi berbahaya. Membatasi pengujian hanya untuk orang-orang dengan gejala COVID-19, berarti Anda tidak mencari banyak orang yang berpotensi menjadi penyebar penyakit," ujar Dr. Krutika Kuppalli, dokter penyakit menular di Palo Alto, California, dikutip Times of India, Rabu 26 Agustus 2020.

Baca juga: Selain Hoax, Isu Nutrisi Juga Jadi Sorotan di Tengah Pandemi

Para ahli menilai, di saat mereka secara universal maju untuk mendorong pengujian yang lebih sering dan luas, terutama untuk menjangkau sektor populasi yang rentan dan terpinggirkan. Pedoman baru CDC tampak berlawanan dan dianggap sangat aneh.

Beberapa minggu yang lalu, National Institutes of Health, mengumumkan putaran pertama penerima hibah untuk program Percepatan Diagnostik Cepat atau RADx, untuk meningkatkan pengujian virus corona dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Dalam situs web agensi RADx, para pejabat menggarisbawahi pentingnya memprioritaskan tes yang akan mendeteksi orang yang tidak menunjukkan gejala.

WHO Nyatakan COVID-19 Bukan Lagi Darurat Kesehatan Global

Pengulangan sebelumnya dari pedoman pengujian CDC menghasilkan nada yang sangat berbeda. Secara eksplisit, mereka menyatakan bahwa pengujian direkomendasikan untuk semua kontak dekat dari orang yang terinfeksi virus corona, terlepas dari gejalanya. Badan tersebut juga secara khusus menekankan potensi penularan tanpa gejala dan pra-gejala, sebagai faktor penting dalam penyebaran virus.

Baca juga: Dirawat di Rumah Sakit, Lesty Tak Bisa Dijenguk Siapapun

Ilmuwan China Ungkap Kemungkinan COVID-19 Berasal dari Manusia

Sedangkan versi terbaru yang dipublikasikan pada Senin, mengubah panduan agensi dan mengatakan bahwa orang yang telah melakukan kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, biasanya didefinisikan berada dalam jarak 6 kaki dari seseorang dengan virus corona, minimal 15 menit.

"Tidak perlu tes jika tidak ada gejala," begitu bunyi pedoman terbaru CDC.

Resmi! AS Putuskan Cabut Darurat COVID-19

Sebagai pengecualian, badan tersebut mencatat, mungkin pedoman tersebut dibuat untuk individu yang rentan, atau jika penyedia layanan kesehatan atau pejabat kesehatan masyarakat negara bagian atau lokal yang merekomendasikan pengujian.

Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024