Studi: Bernyanyi Tidak Lebih Berisiko Sebarkan COVID-19 dari Bicara

Ilustrasi bernyanyi
Sumber :
  • asiaone

VIVA – Para peniliti di Inggris baru-baru ini mengungkapkan bahwa bernyanyi tidak lebih berisiko daripada berbicara jika dikaitkan dengan penyebaran virus COVID-19. Namun, menurut mereka volume suara menjadi faktor risiko terpenting dalam penularan COVID-19 ini. 

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Penemuan ini didasarkan pada keputusan pemerintah Inggris pekan lalu yang melakukan revisi terhadap panduan untuk memungkinkan para profesional dan non-profesional untuk melanjutkan latihan dan pertunjukan menyanyi.

Hal ini memungkinkan selama mereka menerapkan social distancing sesuai dengan protokol COVID-19 untuk pencegahan eksta saat bernyanyi.  

Viral! Inul Daratista Nyanyi Rungkad di Pengajian Gus Iqdam

Dilansir dari laman Asiaone, keputusan itu diinformasikan dalam sebuah studi oleh para ilmuwan yang berbasis di Universitas Bristol, yang meneliti jumlah aerosol dan droplet yang dihasilkan oleh 25 penyanyi profesional yang melakukan latihan menyanyi, berbicara, bernapas, dan batuk.

Para peneliti menemukan bahwa jumlah aerosol yang dihasilkan meningkat tajam seiring dengan peningkatan volume bernyanyi atau berbicara, sebanyak 20 hingga 30 kali lipat.

Anang Hermansyah Klarifikasi Soal Tudingan Walkout hingga Pemilihan Lagu

Baca juga: Kehilangan Penciuman Jadi Gejala COVID-19, Ini Bedanya dengan Pilek

Namun, dalam penelitian itu ditemukan bahwa bernyanyi tidak menghasilkan lebih banyak aerosol secara substansial daripada berbicara pada volume yang sama, dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam produksi aerosol antara genre yang berbeda seperti paduan suara, teater musikal, opera, jazz, musik rock atau pop.

"Penelitian telah menunjukkan penularan virus dalam partikel aerosol kecil yang dihasilkan ketika seseorang bernyanyi atau berbicara sama mungkinnya dengan kedua aktivitas yang menghasilkan jumlah partikel yang sama," kata direktur ESPRC Center for Doctoral Training in Aerosol Science, Jonathan Reid. 

Dia melanjutkan, penelitian yang dilakukan pihaknya telah memberikan dasar ilmiah yang ketat untuk rekomendasi COVID-19 agar tempat seni beroperasi dengan aman bagi para pemain dan penonton dengan memastikan bahwa ruangan memiliki ventilasi yang tepat untuk mengurangi risiko penularan melalui udara.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui kemungkinan penularan aerosol dari virus corona setelah wabah terkait dengan ruang di dalam ruangan tertutup seperti tempat latihan paduan suara. Tetapi WHO telah meminta lebih banyak bukti tentang masalah tersebut.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya