Ilmuwan Berhasil Pecahkan Kode Rusaknya Paru-paru Akibat COVID-19

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • Pixabay/pearson0612

VIVA – Menggunakan teknik baru yang memungkinkan pencitraan resolusi tinggi di jaringan paru-paru yang rusak. Para ilmuwan telah menemukan perubahan yang disebabkan oleh COVID-19 yang parah pada struktur pembuluh darah dan kantung udara organ.

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

Temuan ini dapat mendukung pengembangan metode pengobatan baru untuk melawan penyakit tersebut.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal eLife, para ilmuwan mengembangkan teknik sinar-X baru yang memungkinkan pencitraan jaringan paru-paru beresolusi tinggi dan 3 dimensi, yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.

7 Tips Menjaga Kesehatan Paru-paru untuk Perokok Aktif

Dengan menggunakan metode baru, para peneliti, termasuk dari Universitas Gottingen di Jerman, mengamati perubahan signifikan pada pembuluh darah, peradangan dan pengendapan protein serta sel mati di dinding kantung udara kecil paru-paru yang disebut alveoli.

Mereka mengatakan, perubahan ini membuat pertukaran gas oleh organ menjadi sulit atau tidak mungkin.

Bahaya Polusi Udara bagi Kesehatan Paru-Paru dan Cara Mencegahnya

Baca juga: Aurel Mulai Buka Blak-blakan Soal Polemiknya dengan Krisdayanti

Menurut para ilmuwan, pendekatan pencitraan baru memungkinkan perubahan ini divisualisasikan untuk pertama kalinya dalam volume jaringan yang lebih besar, tanpa memotong atau merusak jaringan. 

Menurut mereka, itu sangat cocok untuk melacak pembuluh darah kecil dan cabangnya dalam 3 dimensi, melokalisasi sel dari sistem kekebalan yang ada di tempat peradangan, dan mengukur ketebalan dinding alveolar.

Karena rekonstruksi tiga dimensi jaringan paru-paru, para peneliti mengatakan data tersebut juga dapat digunakan untuk mensimulasikan pertukaran gas di dalam organ. 

Karena sinar-X menembus jauh ke dalam jaringan, mereka mengatakan para ilmuwan dapat menggunakan metode tersebut untuk memahami hubungan antara struktur jaringan mikroskopis dan fungsi organ yang lebih besar.

Baca juga: Usai Dinikahi Atta Halilintar, Aurel Bakal Berhijab

"Berdasarkan studi bukti konsep pertama ini, kami mengusulkan tomografi sinar-X kontras fase multi skala sebagai alat untuk mengungkap patofisiologi COVID-19," tulis para peneliti dalam studi tersebut, dilansir Times of India, Senin 24 Agustus 2020.

Para ilmuwan percaya teknik ini akan mendukung pengembangan metode pengobatan, dan obat-obatan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan paru-paru yang parah akibat COVID-19, atau untuk mempercepat pemulihan. 

"Hanya ketika kita dapat dengan jelas melihat dan memahami apa yang sebenarnya terjadi, kita dapat mengembangkan intervensi dan obat-obatan yang ditargetkan," kata Danny Jonigk, salah satu penulis studi dari Medical University Hannover di Jerman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya