Kasus COVID-19 Indonesia Disorot Dunia, Dinilai Gagal Tangani Corona
- ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
VIVA – Kasus virus corona atau COVID-19 di Indonesia menjadi pembahasan dunia. Gelombang pertama yang tak berujung, negeri ini dianggap gagal mengendalikan virus corona.
Dengan kasus kematian mencapai 6.346 jiwa per Kamis 20 Agustus 2020, jumlah keseluruhan korban tersebut menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Baca Juga: 3 Aktor Positif Virus Corona, Syuting 7 Drama Korea Ini Dihentikan
Dilansir dari Reuters, Jumat, 21 Agustus 2020, Indonesia memiliki penyebaran infeksi virus corona tercepat di Asia Timur, dengan 17 persen orang dinyatakan positif, meningkat hampir 25 persen di luar Ibu Kota Jakarta. Dengan persentase di atas 5 persen, pandemi di Indonesia dinilai tidak terkendali, demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meski 144.945 kasus terkonfirmasi positif di Indonesia dari keseluruhan jumlah populasi 270 juta jiwa, lebih sedikit dibanding jutaan kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat, Brasil, India dan Filipina.
Tetapi, angka sebenarnya dari pandemi virus corona di Indonesia mungkin masih tersembunyi. Karena India dan Filipina mampu melakukan tes empat kali lebih banyak per kapita, sementara Amerika Serikat, menguji 30 kali lipat lebih banyak.
Statistik dari Our World in Data, sebuah proyek penelitian nirlaba yang berbasis di Universitas Oxford, menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-83 dari 86 negara yang disurvei untuk keseluruhan tes per kapita.
"Kekhawatiran kami belum mencapai puncak. Puncaknya bisa datang sekitar Oktober dan mungkin belum selesai tahun ini. Saat ini, kami tidak bisa mengatakan bahwa itu terkendali,” ujar Iwan Ariawan, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia kepada Reuters.
Pada awal pandemi, lambatnya pemerintah Indonesia dalam menghadapi virus corona turut menjadi sorotan. Terlebih, pemerintah enggan mengungkap kebenaran kasus kepada masyarakat. Hal itu diakui oleh lebih dari 20 pejabat pemerintah, manajer uji laboratorium dan pakar kesehatan yang berbicara pada Reuters.
Bahkan, seorang juru bicara WHO mengatakan, Indonesia baru mulai mengikuti rekomendasi untuk melakukan pelacakan kontak pada pertengahan Juli 2020.