Anak Bisa Jadi Pembawa Virus Corona Secara Diam-diam

Ilustrasi anak-anak
Sumber :
  • pixabay/stockpict

VIVA – Sejumlah laporan menyebut anak-anak mungkin kurang rentan terhadap virus corona dibandingkan dengan orang dewasa. Tetapi, anak-anak yang terinfeksi COVID-19 diketahui membawa viral load yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa. 

Pernah Dilarang KB oleh Edwrad Akbar, Kimberly Ryder Kasih Pesan Ini Buat Para Wanita

Dalam sebuah penelitian terbaru di Amerika menyebut, anak-anak mungkin sebenarnya adalah penyebar virus secara diam-diam jika mereka terinfeksi. Penelitian ini didasarkan pada pengamatan peneliti di dua rumah sakit di Amerika yakni Massachusetts General Hospital dan Mass General Hospital. 

Penelitian dilakukan pada 192 anak-anak yang diduga tertular COVID-19 atau telah mengembangkan gejala virus corona, sesuai laporan yang diterbitkan di USA Today.  Anak-anak tersebut berusia antara 0 hingga 22 tahun dan beberapa dari mereka tidak menunjukkan gejala virus corona tetapi dibawa ke rumah sakit karena telah bersentuhan dengan kasus positif COVID-19.

Mengenal Hernia Inguinal Umum Terjadi pada Bayi Laki-laki, Tak Bisa Sembuh Sendiri Perlu Tindakan Operasi

Baca juga: Penjelasan Ilmuwan soal Pasien Sembuh yang Kembali Terinfeksi Corona

Dari 192 anak-anak yang diteliti, 49 di antaranya dinyatakan positif mengidap virus corona baru dan memiliki jumlah viral load yang lebih besar di saluran pernapasan dibandingkan dengan orang dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Intensif Unit untuk pengobatan virus corona.  

Mengintip Perayaan Hari Ibu di Berbagai Negara, Ada yang Sampai Pergi ke Pemakaman

“Saya terkejut dengan tingginya tingkat virus yang kami temukan pada anak-anak dari segala usia, terutama dalam dua hari pertama infeksi,” kata penulis utama studi dan praktik di Massachusetts General Hospital dan Mass General Hospital, Dr Lael Yonker.

“Saya tidak menyangka viral load begitu tinggi.  Anda memikirkan rumah sakit, dan semua tindakan pencegahan yang diambil untuk merawat orang dewasa yang sakit parah. Tetapi viral load pasien yang dirawat di rumah sakit ini secara signifikan lebih rendah daripada 'anak sehat' yang berjalan-jalan dengan viral load SARS-CoV-2 yang tinggi," tambahnya.

Menurut Dr Alessio Fasano, penulis senior penelitian yang telah dipublikasikan di Journal of Pediatrics ini, mengukapkan bahwa semua orang tidak boleh mengabaikan anak-anak sebagai penyebar potensial virus ini. Para peneliti juga menemukan bahwa dari 49 anak yang dites positif terjangkit virus corona baru, hanya setengahnya yang mengalami gejala demam. 

Para peneliti menegaskan kembali bahwa pemahaman bahwa anak-anak mungkin merupakan pembawa penyakit yang diam-diam sangat penting dalam memerangi penyebaran virus corona baru. Dengan adanya temuan  ini, pemerintah juga harus memperhitungkan untuk kembali membuka sekolah, pusat penitipan anak, dan lembaga pendidikan lainnya karena dapat memicu gelombang pandemi virus corona lainnya. Karena, mereka mungkin pembawa penyakit tanpa gejala, mereka dapat menyebarkan infeksi ke banyak keluarga.

Ilustrasi gangguang ADHD pada anak

IDI Kabupaten Jepara Berikan Informasi Pengobatan bagi Gangguan ADHD Pada Anak

Di Indonesia, prevalensi ADHD pada anak sekolah diperkirakan mencapai 15 persen, yaitu 1 dari 20 anak.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024