4 Skenario Buruk Harus Diperhatikan Jika Vaksin Corona Ditemukan
- Pixabay/pearson0612
VIVA – Di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus melanda, upaya terus ditingkatkan oleh para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia dalam mengembangkan vaksin virus corona. Di Indonesia, vaksin yang dikirim dari China tengah disiapkan untuk uji klinis fase 3.
Namun, di saat dunia berjuang menemukan vaksin untuk melawan penyebaran virus ini, ada beberapa situasi yang masih butuh perhatian kita. Berikut ini empat situasi atau skenario yang mungkin terjadi ketika vaksin corona ditemukan seperti dikutip laman Times of India.
Baca juga: Ini Jenis Masker Terbaik hingga yang Tak Efektif Cegah Virus Corona
Orang tidak yakin untuk disuntik vaksin
Saat harapan akan vaksin yang efektif melawan virus corona ada di depan mata, tapi ada halangan lain yang menghadang. Menurut sebuah polling yang dilakukan oleh Associated Press, hanya kurang dari 50 persen orang Amerika siap diberikan suntikan vaksin corona saat sudah tersedia.
Statistik ini menunjukkan bahwa butuh lebih banyak kepastian mengenai kemanan vaksin kepada masyarakt. Ini penting untuk mengeradikasi penyakit tersebut di dunia. Spekulasi tentang risiko keamanan vaksin bisa dimaklumi mengingat pengembangannya yang begitu cepat.
Virus bisa bermutasi, mengubah efektivitas vaksin
Hingga saat ini, sedikitnya ada enam strain virus corona baru yang diketahui. Tapi, para ilmuwan telah mengobservasi bahwa virus tidak banyak menunjukkan variasi. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Microbiology membuka tabir akan perubahan evolusioner virus SARS-CoV-2 yang rendah.
Meski virus tidak menunjukkan variasi besar bahkan setelah lebih dari 8 bulan dideteksi, secara teoritis itu masih mungkin. Walaupun perubahan ini tidak selalu menyebabkan efek dramatis, tapi jika virusnya bermutasi secara signifikan dan tidak menentu, vaksin bisa berubah tidak efektif.
Baca juga: Vaksin Corona Belum Aman, Dokter Terkenal Rusia Mengundurkan Diri
Imunitas dari vaksin tak bertahan lama
Salah satu kekhawatiran terbesar yang ada adalah kegagalan vaksin memproduksi imunitas jangka panjang melawan virus corona. Menurut studi dalam New England Journal of Medicine, tingkat antibodi virus corona pada pasien sembuh COVID-19 menurun secara drastis dalam jangka waktu hanya tiga bulan dan bahkan tidak bisa dideteksi dalam beberapa kasus. Riset ini mempertanyakan lebih lanut mengenai efikasi vaksin yang disetujui dalam hal durasi imunitas yang diberikan.
Tantangan dalam distribusi vaksin
Meski vaksin bisa diproduksi pada akhir 2020 atau awal 2021, distribusi dan imunisasi massal menjadi tantangan besar berikutnya. Produksi dan distribusi miliaran dosis vaksin akan menjadi tugas yang menakutkan, dan membutuhkan perencanaan serta penanganan logistik yang sangat hati-hati. Menurut para pakar, setidaknya 70 persen populasi dunia harus divaksinasi untuk membangun herd immunity.