Vaksin Corona Belum Aman, Dokter Terkenal Rusia Mengundurkan Diri

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Pixabay/Ann_San

VIVA – Rusia mungkin menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksinnya untuk virus corona atau COVID-19. Tetapi, pakar medis dan badan kesehatan di seluruh dunia, tidak sepenuhnya yakin akan keamanan dan tingkat kemanjuran vaksin dari negara tersebut.  

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Diberi nama Sputnik V, vaksin Rusia ini dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow dan kementerian pertahanan Rusia. Namun, kontroversi seputar vaksin masih terus bergejolak karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa vaksin Rusia masih dalam tahap uji coba pada manusia (Fase III).

Baca Juga: Ditemukan Alat Tes Corona Baru, Bisa Deteksi Virus Dalam 20 Menit

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Dilansir dari Times of India, Sabtu, 15 Agustus 2020, karena para ahli medis secara global sudah skeptis mengenai kecepatan pengembangan vaksin Rusia yang dipercepat. Dokter terkemuka Rusia sendiri telah mengundurkan diri, setelah mengkritik vaksin tersebut yang belum teruji.

Dokter pernapasan terkenal Rusia, Profesor Alexander Chuchalin, telah mundur dari kementerian kesehatan Rusia, dengan alasan 'pelanggaran berat' etika medis terkait Sputnik V. Dilaporkan bahwa Profesor Alexander telah mencoba memblokir pendaftaran vaksin virus corona pertama di dunia itu dengan alasan keamanan.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Ilustrasi vaksin

Gagal melakukannya, dia mundur dari dewan etika kementerian kesehatan Rusia. Ahli paru terkenal negara tersebut juga menyebut dan mengkritik dua tenaga medis terkemuka, yaitu Profesor Alexander Gintsburg, direktur Pusat Penelitian Gamaleya dan Profesor Sergey Borisevich, pakar virologi terkemuka Rusia.

Kedua ilmuwan tersebut telah terlibat dalam pengembangan Sputnik V. Dan menurut Profesor Alexander Chuchalin, mereka telah mengabaikan etika kedokteran dengan mempercepat produksi vaksin.

Sesuai laporan yang diterbitkan Daily Mail, Profesor Chuchalin lebih lanjut menanyai dua pembuat vaksin terkemuka itu tentang norma keamanan yang dilanggar oleh mereka.

"Sudahkah Anda melewati semua tahap yang diperlukan yang disetujui oleh undang-undang Federasi Rusia dan komunitas ilmiah internasional? Tidak! Pekerjaan ini belum selesai. Jadi, salah satu prinsip etika kedokteran telah dilanggar secara parah," kata profesor itu.

Dia turut mengomentari tentang berita yang beredar mengenai tingkat keamanan vaksin Rusia.

"Saya tertekan oleh beberapa ilmuwan kami yang membuat pernyataan tidak bertanggung jawab tentang vaksin siap pakai," lanjut dia.

Perlu dicatat bahwa Rusia telah mengizinkan vaksin dirilis tanpa menyelesaikan uji coba Fase III yang amat penting, di mana ribuan sukarelawan diberi dosis dengan kandidat vaksin itu untuk memeriksa efek samping dan respons sistem kekebalan yang ditimbulkannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya