Pandemi COVID-19, Pengguna Narkoba Meningkat

Ilustrasi narkoba
Sumber :
  • dok. Pixabay

VIVA – Pandemi COVID-19 berimbas pada banyak hal dalam kehidupan manusia saat ini. Menurut Ketua Umum Perempuan Jenggala, Vicky W. Kartiwa, di tengah pandemi COVID-19 ternyata tingkat konsumsi narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (narkoba) justru meningkat.

"Timbul spekulasi karena banyaknya orang stres akibat kegiatan bisnis yang tidak aktif. Terlebih, belakangan ini pengguna narkoba masih berusia muda dan termasuk kelompok usia produktif," katanya.

Karenanya, Perempuan Jenggala menggelar seminar membedah bahaya narkoba pada generasi muda. Seminar yang diadakan untuk menyambut hari ulang tahun ke-75 Republik Indonesia ini bekerja sama dengan Kongres Perempuan Indonesia. Tema yang diangkat adalah “Generasi Unggul, Bebas Narkoba” dan digelar secara virtual.

Baca juga: Terungkap, Penyebab Virus Corona Serang Organ Secara Agresif

Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali menyebut, masalah penyalahgunaan narkoba menjadi permasalahan yang serius terutama pada generasi muda. Sebab, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan tangguh harus dilaksanakan perhatian khusus sedini mungkin. 

“Kegagalan dalam mendidik generasi muda sama dengan kegagalan membangun bangsa," katanya sebagai keynote speech.

Amali menjelaskan, diperlukan kemantapan sikap tegas dan pembinaan karakter dalam menghadapi persaingan global serta berbagai ancaman yang mengintai para generasi muda. Pemuda harus diajak membudayakan anti penyalahgunan narkoba sebagai bagian dari gaya hidup.

"Hal itu untuk menjadikan mereka sebagai generasi unggul adalah membangun etos kerja produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional dengan cara membaskan mereka dari narkoba," bebernya. 

Hal yang sama dikatakan oleh Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Yunis Farida Oktaris. Dia menegaskan bahwa sikap orangtua pada anti narkoba harus selalu ditanamkan dalam keluarga. Sebab, jika anggota keluarga telah terpapar akan menular pada anggota keluarga lainnya. 

"Pembinaan ketahanan keluarga, orangtua dilatih untuk merubah perilaku anak menjadi lebih baik. Karena apabila ada satu anggota keluarga yang terpapar narkoba akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain," kata Yunis.

Dia menyebut, perhatian utama harus pada remaja, sebab remaja merupakan pemakai dengan presentase tertinggi sebesar 94 persen. Perkembangan remaja sangat dinamis jika tidak diperhatikan akan jadi pengguna. 

Psikolog Universitas Indonesia (UI) Tri Iswardani mengatakan, dampak penggunaan narkoba dapat merusak organ tubuh hingga akhirnya akan berakibat pada kematian. Selain itu, pecandu narkoba akan cenderung menjadi orang yang tidak sehat, malas dan tidak produktif.

Baca juga: Anak Muda Pengguna Vape 5 Kali Lebih Berisiko Tertular Virus Corona

Karena secara bersamaan mengalami kecanduan, maka jalan pintas yang dilakukan dengan melakukan tindak kriminal. Sehingga perlu banyak pendekatan menyikapi permasalahan narkoba.

"Dapat dicegah tiga pendekatan, yakni primer itu aware, skunder dengan psikolog, dan tersier parah harus paikolog dan dokter," jelasnya. 

Bea Cukai dan Polri Ungkap Kasus Narkoba Jaringan Timur Tengah

Sementara Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Giwo Rubianto juga menuturkan meski saat ini sudah ada Badan Narkotika Nasional (BNN) dari tingkat pusat hingga daerah, masyarakat tetap memiliki tanggung jawab untuk menjauhkan generasi muda dari narkoba. 

"Kesadaran seluruh masyarakat tentang bahaya narkoba akan selalu terjaga. Generasi muda akan senantiasa berkarya karena selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya," jelasnya.

Kompaknya Satu Keluarga di Batu Bara Tidak Patut Dicontoh, Jadi Bandar dan Pengedar Narkoba
Bali Nine (Doc: The Sydney Herald)

Kelompok Bali Nine, Tersangka Kasus Narkoba di Bali Bakal Dipulangkan ke Australia

14 tahun lalu, tepatnya pada 2005, sembilan warga Australia yang dikenal dengan sebutan Bali Nine, ditangkap karena berencana menyelundupkan heroin keluar dari Bali.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024