Terungkap, Penyebab Virus Corona Serang Organ Secara Agresif
- pixabay
VIVA – Lebih dari 8 bulan setelah pandemi, disadari COVID-19 jauh lebih dari sekadar penyakit pernapasan. Ketika para ilmuwan dan ahli medis mempelajari lebih lanjut tentang virus yang sangat menular itu, mereka memahami virus SARS-CoV-2 memengaruhi setiap orang dengan cara berbeda.
Meskipun sebelumnya batuk kering, demam, sakit tenggorokan dan kesulitan bernapas, dianggap sebagai gejala dari virus corona. Penyakit ini sekarang diketahui muncul dengan cara yang aneh, yaitu menyerang berbagai bagian tubuh secara agresif.
Baca juga: Kasus COVID-19 Meningkat, Ini Tips Jaga Kesehatan Anak Selama Pandemi
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Chaos dari AIP Publishing, para peneliti akhirnya menemukan alasan mengapa SARS-CoV-2 berdampak lebih ganas pada bagian tubuh tertentu pada satu orang, tapi tidak pada yang lain.
Peneliti Ernesto Estrada dari University of Zaragoza dan Agencia Aragonesa para la Investigación Foundation di Spanyol, menjelaskan, untuk menyerang tubuh, protein yang ada dalam patogen perlu berinteraksi dengan protein di dalam tubuh.
"Kami mempertimbangkan proses difusif melalui jaringan interaksi protein-protein (PPI), protein yang ditargetkan oleh SARS-CoV-2 sebagai rute alternatif. Kami menemukan rezim subdiffusif yang memungkinkan penyebaran gangguan virus melalui jaringan PPI pada tingkat yang signifikan," ujar penulis penelitian, dilansir Times of India, Jumat 14 Agustus 2020.
Studi tersebut menyoroti, agar dua protein dapat berinteraksi satu sama lain, difusi diperlukan pada tahap awal.
"Agar dua protein dapat menemukan satu sama lain dan membentuk kompleks interaksi, mereka perlu bergerak di dalam sel secara subdiffusif," kata Estrada.
Baca juga: Vape Picu Peningkatan COVID-19 di Kalangan Remaja
Dia juga mencatat, dengan mengikuti rute subdiffusif utama di jaringan PPI (interaksi protein-protein), mereka mengindentifikasi protein yang terutama dieskspresikan di jantung, korteks selebral, timus, testis, kelenjar getah bening, ginjal, di antara organ-organ yang dilaporkan terkena COVID-19.
Peneliti menjelaskan, menargetkan beberapa protein ini di paru-paru dengan obat-obatan yang ada, akan mencegah gangguan protein yang diekspresikan di organ, selain paru-paru. Menghindari kegagalan multi-organ, yang dalam banyak kasus telah menyebabkan kematian pasien.