MUI Belum Tetapkan Halal atau Haram Status Vaksin COVID-19

Petugas menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Bandung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Vaksin COVID-19 asal Cina melalui Bio Farma telah dilakukan penyuntikan pada masyarakat di Bandung, Jawa Barat sebagai tahap uji klinis fase 3. Meski begitu, status halal vaksin perusahaan Sinovac itu belum ditentukan dan baru akan dikaji.

BPJPH: Sertifikat Halal Tingkatkan Kepercayaan dan Omzet Pelaku Usaha

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, dalam wawancara bersama tvOne, Rabu 12 Agustus 2020.

"Kami tidak berani mengatakan (vaksin) ini halal atau haram. Kami harus tetap lakukan pengkajian, baru ada fatwa," ujar Lukman.

PNM dan MES Dukung UMKM Lewat Pelatihan Sertifikasi Halal untuk Nasabah PNM

Baca juga: Dian Sastro Senang, Bangga dan Lega, Ada Apa ya?

Menurutnya, sikap MUI dalam hal ini tetap mengizinkan agar uji klinis bisa dilakukan pada masyarakat meski status halal belum pasti. Lukman menilai, kondisi pandemi ini termasuk darurat sehingga uji klinis diperbolehkan.

Resmi Dibuka, Halal Fair 2024 Ajak UMKM Indonesia Bersaing di Pasar Internasional

"Situasinya sudah banyak korban. Saya tida lakukan pembenaran tapi ini situasi darurat, korbannya jelas sehingga pengadaan vaksin salah satu yang urgent dan penting," terangnya.

Jika dokumen sudah siap dari pihak Bio Farma, maka pengkajian bisa dilakukan segera oleh MUI. Ada pun peluang dari status halal dan haram vaksin ini masih menjadi prediksi.

"Kami belum temukan vaksin yang jelas kehalalannya. Peluangnya masih 50:50," kata Lukman.

Baca juga: Gisel Ungkap Urusan Ranjang, hingga Bumilangit Umumkan 4 Aktor Baru

Industri Rumah Tangga

Kadin Jakarta dan BPJPH Perkuat Sinergi untuk Dorong Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) mendapat dukungan penuh dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jakarta dalam merealisasikan berbagai program prioritas.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025