Pasien Diabetes Lebih Rentan Terinfeksi COVID-19, Ini Cara Cegahnya
- Pixabay/TesaPhotography
VIVA – COVID-19 dapat menyerang hampir seluruh kalangan usia, namun data menunjukkan bahwa kelompok usia lanjut dan orang yang mempunyai riwayat penyakit kronis (komorbid) memiliki risiko terkena lebih sering dan dengan komplikasi yang lebih buruk dari penyakit ini.
Diabetes, merupakan komorbiditas kedua yang tersering ditemukan. Studi systematic review and meta analysis di Wuhan dari 46.248 pasien terinfeksi COVID-19, menemukan sekitar 8 persen kasus setelah hipertensi sedangkan data di rumah sakit di Amerika menunjukkan, ditemukan 33,8 persen kasus ditemukan pasien COVID-19 dengan diabetes berada di posisi ketiga setelah hipertensi dan obesitas.
Baca juga:Â Pasien Diabetes di Tengah Pandemi, Sulit Dapat Obat dan Alami Stres
Lalu, bagaimana diabetes bisa memperburuk kondisi seseorang yang terinfeksi COVID-19? Dijelaskan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof.Dr.dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, sebabnya pasien diabetes memiliki sistem imunitas lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki diabetes.
"Sehingga, memudahkan terjadinya infeksi dan menjadi lebih berat," kata ketut dalam virtual conference Inovasi dan Transformasi Penanganan Diabetes secara Individual Selama Pandemi COVID-19, Jumat 7 Agustus 2020.
Untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19 khususnya bagi pasien diabetes, menurut Ketut, adalah dengan mengendalikan glikemik yang baik. Lebih sering memantau gula darah, sebab semakin tinggi gula darah semakin risiko menjadi berat dan bahkan kematian.
Baca juga:Â Gak Cuma Makanan, Stres Bikin Kadar Gula Darah Diabetes Naik
"Sudah banyak data seperti itu. Gula darah yang tinggi akan menyebabkan imunitas menurun dan juga memicu peradangan yang luas sehingga memperburuk penularan," jelas ketut.
Selain itu, penting menjaga asupan makanan yang cukup, latihan fisik dan tetap kreatif selama melakukan karantina individu. Dijelaskan Ketut, masyarakat tetap kreatif selama karantina untuk menghindarkan stres, jika pasien diabetes stres dapat meningkatkan kadar gula darah. Terakhir, penderita diabetes dengan komplikasi jantung dan ginjal harus menstabilkan keadaan jantung dan ginjal mereka dengan obat yang telah diresepkan.