Kata Gubernur Osaka, Obat Kumur Povidone-iodin Ampuh Obati COVID-19
- Dokumentasi Ayo Hidup Sehat tvOne
VIVA – Virus corona jenis baru atau COVID-19 saat ini masih belum memiliki obat maupun vaksin yang manjur untuk mengatasinya. Meski begitu, beberapa pengobatan khususnya herbal, kerap dipercaya ampuh menangani penyakit menular itu.
Dikutip dari SoraNews24, Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura bahkan mengklaim bahwa obat kumur mengandung Povidon-Iodin mampu melawan serangan virus corona. Obat kumur tersebut kerap dipakai oleh masyarakat Jepang di musim tertentu.
"Jika orang berkumur dengan obat kumur jenis ini, kita mungkin menemukan bahwa jumlah orang yang dites positif virus corona akan berkurang," kata Gubernur Yoshimura.
Baca Juga:Â Ngehits, 4 Gaya dan Ciri Khas Sisca Soewitomo Pandu Acara Aroma
Selama konferensi pers, Gubernur Yoshimura menjelaskan kepada media bahwa sebuah studi kecil sekitar 40 pasien ringan atau tanpa gejala yang telah dites positif COVID-19 menunjukkan penurunan tingkat virus dalam air liur mereka setelah berkumur dengan obat kumur yang mengandung povidone-iodine.
Obat kumur, yang memiliki efek bakterisidal, diberikan kepada pasien empat kali sehari selama periode Juni hingga Juli 2020. Pada hari keempat pengobatan, sembilan persen pasien yang diobati dites positif terhadap virus pada tes PCR, dibandingkan dengan 40 persen pasien yang tidak berkumur dengan obat kumur.
"Saya tidak bisa mengatakan itu akan menyembuhkan virus corona, tetapi saya berharap itu dapat membantu mencegah penyebaran infeksi di tempat-tempat di mana kasus-kasus meningkat," ucapnya.
Peneliti di Osaka saat ini ingin melakukan penelitian yang lebih besar terhadap 1.000 pasien ringan dan tanpa gejala untuk memverifikasi efek berkumur. Sejalan dengan anggapan Gubernur Yoshimura, Direktur Pusat Penelitian Pengembangan Obat Generasi Berikutnya di Organisasi Rumah Sakit Prefektur Osaka, Osaka Habikino Medical Center, Akifumi Matsuyama mengatakan, penelitian yang lebih besar sangat penting untuk melihat efektivitasnya pada tubuh.
"Mengurangi jumlah virus dalam air liur individu yang terinfeksi memiliki efek mengurangi infeksi di antara orang-orang di rumah," paparnya.